Oleh: Prof Madya Dr Abdurrahman Haqqi, Wakil Pengarah, Pusat Penyelidikan Mazhab Syafi’I, UNISSA Brunai Darussalam
Ada tiga huruf Arab yang jika kita sambungkan ketiga-tiganya dengan didepankan, ditengahkan dan diakhirkan setiap satu hurufnya akan mempunyai makna yang saling berkaitan serta sangat berguna untuk kejayaan hidup seseorang dan masyarakat.
Ketiga huruf Arab yang saya maksudkan adalah ‘ain, lam, dan mim di mana jika kita campurkan untuk menjadi satu perkataan maka kita akan menghasilkan tiga perkataan yang mempunyai hubungan erat satu sama lain yaitu ‘ilm (‘ain, lam, mim), ‘amal (‘ain, mim, lam), dan lam’u (lam, mim, ‘ain).
Arti daripada ketiga perkataan ini secara berurutan adalah ilmu, amal (kerja) dan bersinar. Ia bermakna jika kerja atau amal berasaskan ilmu maka ia akan bersinar dan terserlah.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Oleh itu, Imam al-Shirazi (476H) sebagai seorang ahli ilmu fikih dan usul fikih dalam mazhab Syafii menamakan salah satu kitabnya dengan al-Lam’u fi al-Usul karena kitab berkenaan adalah hasil kajian menyeluruh yang diringkaskan dan cream of the cream daripada ilmu usul fikih.
Amal atau kerja banyak disebut dalam Al-Quran dan ada di antaranya didahului oleh iman. Kedua-duanya seperti uang logam yang mempunyai dua sisi yang tidak boleh dipisah-pisahkan dan mempunyai arti yang dalam yaitu iman tanpa amal akan lumpuh dan amal tanpa iman adalah sia-sia.
Dalam ayat lazim yang selalu kita baca, sebagai contoh, disebutkan dalam surah Al-‘Ashr bahwa semua manusia dalam keadaan rugi kecuali orang yang beriman dan beramal salih. Persoalannya apa itu amal salih?
Amal atau kerja adalah satu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja atau ada tujuan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Ia berarti, jika satu perbuatan yang tidak mempunyai matlamat maka ia tidak disebut amal atau kerja seperti tidur dan melepak.
Di pihak lain, salih mempunyai enam makna dalam perkamusan. Salih berarti kosong dari kerusakan; lurus dan konsisten dalam melaksanakan kewajiban sebaliknya dari perusak; pelaksana hak Allah dan hamba-Nya; banyak, melimpah ruah; sesuai dan layak; dan kepentingan. (Lihat Al-Mu’jam al-‘Arabiy al-Asasiy)
Jadi apa yang dimaksudkan dengan amal salih? Dari apa yang diketengahkan di atas dapatlah kita mengertikan amal salih sebagai satu perbuatan konsisten dan berterusan yang mempunyai matlamat demi menghapuskan atau setidaknya mengurangi kerusakan duniawi dan ukhrawi sebagai satu pelaksanaan daripada kewajiban yang dibebankan ke atas kita agar kita mendapatkan rahmat dan berkah yang banyak serta sesuai demi kepentingan hidup kita.
Ia bermakna kerja sebagai pemimpin adalah amal salih, kerja di pejabat adalah amal salih, kerja di sawah adalah amal salih, kerja di ladang adalah amal salih, kerja di pabrik adalah amal salih, kerja menjaga keamanan adalah amal salih, kerja di laut adalah amal salih, kerja di hutan adalah amal salih, kerja di pasar adalah amal salih, kerja di bilik darjah dan kuliah adalah amal salih dan seterusnya.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Oleh karena itu, dalam sistem ekonomi Islam tidak dikenal golongan pekerja ini dan itu yang diutamakan tapi perkara diiktiraf Islam adalah masyarakat yang terdiri dari kumpulan pekerja yang satu sama lainnya saling memerlukan dan tidak dapat dipisahkan. (Bandingkan Muhammad al-Mubarak, Nizam al-Islam : al-Iqtisad, hal. 37)
Dalam beberapa hadis Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam, Baginda menjelaskan bahwa bekerja tidak dihadkan atau dikhususkan kepada kerja tertentu saja bahkan Baginda menyebutnya dengan `amal yadihi‘ atau hasil kerja tangannya yang mempunyai arti sangat luas. (Perhatikan Hadis Riwayat Bukhari, Ahmad, Tabrani, dan Ibn Majah)
Baihaqi meriwayatkan sabda Nabi artinya “Sesungguhnya barang yang paling baik kamu makan adalah yang kamu sendiri usahakan atau yang diusahakan oleh anak-anak kamu.” Sadaqa Rasulullah.
BSB, 25 Ramadan 1444H/16 April 2023M
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
(AK/RS2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat