Tel Aviv, MINA – Pelabuhan Eilat pendudukan Israel secara resmi menyatakan bangkrut karena penurunan tajam dalam kegiatan komersial dan pendapatan.
Itu akibat blokade laut oleh Houthi Yaman di Laut Merah terhadap kapal kargo yang terkait dengan Israel sejak November lalu, menurut seorang pejabat senior Israel.
“Harus diakui pelabuhan tersebut dalam keadaan bangkrut,” jelas CEO Pelabuhan Eilat, Gideon Golber. “Hanya satu kapal yang datang ke sini dalam beberapa bulan terakhir. Masyarakat Yaman telah secara efektif menutup akses ke pelabuhan,” katanya sebagaimana dikutip dari MEMO, Rabu (17/7).
Awal bulan ini, pelabuhan Eilat meminta pemerintah untuk memberikan bantuan keuangan karena pelabuhan tersebut tidak aktif sejak Tel Aviv melancarkan perang terbarunya di Gaza pada Oktober tahun lalu.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Pada Desember, Golber mengatakan bahwa terjadi penurunan operasi sebesar 85 persen sejak Angkatan Bersenjata Yaman memulai serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah. Dia mengindikasikan pada saat itu bahwa Pelabuhan Eilat mungkin perlu memberhentikan sementara karyawannya jika situasi terus berlanjut.
Sementara itu, pelabuhan Ashdod dan Haifa di Mediterania juga bersiap menghadapi kemungkinan “eskalasi dari Utara bersama Hizbullah,” menurut Jerusalem Post. Kedua pelabuhan tersebut berada dalam jangkauan rudal Hizbullah.
Kepala Pelabuhan Ashdod, Shaul Schneider memperingatkan bahwa jika front utara dibuka dengan Hizbullah, semua pelabuhan Israel akan tidak beroperasi, kecuali Ashdod, karena eskalasi di utara dan penutupan Pelabuhan Eilat.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel Maariv, Schneider menjelaskan bahwa Ashdod adalah satu-satunya pelabuhan pemerintah. Media itu mencatat bahwa Israel sebenarnya adalah “negara kepulauan”, dengan 99 persen barangnya tiba melalui laut.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mengenai pelabuhan di Ashdod, ia mengatakan bahwa pelabuhan tersebut menangani 40 persen barang-barang tersebut dan baru-baru ini melayani institusi keamanan dan militer Israel dan Amerika dengan kapal-kapal mereka. Ia juga menekankan bahwa Ashdod merupakan fasilitas strategis penting yang terus beroperasi meski menjadi sasaran rudal. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant