Baghdad, MINA – Para pelajar di Irak telah bergabung dengan protes anti pemerintah di Baghdad ketika ribuan orang berdiri di Tahrir Square di Ibu Kota, menentang tindakan keras berdarah yang menewaskan banyak orang pada akhir pekan lalu.
Beberapa sekolah dan universitas memutuskan menutup pintu, kata para aktivis pada Ahad (27/10).
Beberapa protes di kampus dan yang lainnya menuju lokasi pertemuan utama untuk aksi unjuk rasa di Tahrir Square.
Para pemuda telah mendirikan barikade di sebuah jembatan yang mengarah ke Zona Hijau yang dibentengi di Ibu Kota, melawan pasukan keamanan yang terus menembakkan tabung gas air mata ke arah mereka.
Baca Juga: Israel Gempur Suriah di Tengah Upaya Oposisi Bentuk Pemerintahan Baru
Sumber medis dan keamanan mengatakan 77 orang terluka di hari itu, demikian Al Jazeera melaporkan.
Setidaknya 74 warga Irak tewas pada Jumat dan Sabtu, sementara ratusan lainnya luka-luka ketika demonstran bentrok dengan pasukan keamanan dan kelompok-kelompok milisi dalam gelombang kedua protes bulan ini.
Protes adalah kelanjutan dari demonstrasi yang digerakkan secara ekonomi pada awal Oktober dan berubah mematikan ketika pasukan keamanan mulai menindak dan menggunakan amunisi hidup.
Sekitar 231 orang telah terbunuh pada bulan Oktober 2019 ini.
Baca Juga: Warga Palestina di Luar Negeri: Jaga Persatuan Suriah
Kekacauan yang sedang berlangsung telah menghancurkan hampir dua tahun stabilitas di Irak, yang dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami invasi oleh Amerika Serikat dan pertempuran yang berkepanjangan, termasuk melawan kelompok ISIS.
Demonstrasi telah menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Perdana Menteri Abdul Mahdi yang telah berusia setahun, yang telah berjanji untuk mengatasi keluhan para demonstran dengan merombak kabinetnya dan memberikan paket reformasi. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah