Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PELAJARAN AQIDAH AKHLAK BAGIAN PROSES PENCIPTAAN GENERASI BERMORAL

IT MINA - Kamis, 10 September 2015 - 09:27 WIB

Kamis, 10 September 2015 - 09:27 WIB

473 Views

Foto: Kemenag
Foto: <a href=

Kemenag" width="300" height="197" /> Foto: Kemenag

Makasar, 26 Dzul Qa’dah 1436/10 September 2015 (MINA) – Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI, Nur Kholis Setiawan mengatakan, pelajaran Akidah Akhlak yang diajarkan di madrasah merupakan bagian dari proses penciptaan generasi bermoral.

Menurutnya, ilmu ini merupakan pelajaran yang tidak diajarkan di sekolah umum. Namun, sukses dan tidaknya pelajaran Akidah Akhlak kepada murid tergantung pada guru.

“Sukes dan tidak tergantung kepada bapak ibu guru sekalian menyampaikan ke peserta didik. Jika penyampaiannya tidak baik, maka tentu manfaatnya tidak banyak. Sehingga dibutuhkan double movement (gerak ganda–red) sekaligus,” katanya di harapan para guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Makassar. Sebagaimana siaran pers resmi Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (10/9).

Nur Kholis mengatakan, indahnya Islam salah satunya terletak pada Akidah Akhlak. Hal ini menurut Doktor lulusan Bonn Jerman ini tidak seperti di Barat dengan paradigmanya yang menyatakan bahwa agama dianggap sebagai candu, serta budaya kebebasan berfikir tanpa batas sebagaimana dalam ungkapan cogito ergo sum (aku berpikir maka aku ada-red),

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

“Jadi ini tentu lebih banyak menjadi benteng keliaran berfikir tanpa batas. Dengan Akidah Akhlak ini, dalam Islam wujudnya berorientasi pada kemanusiaan,” paparnya.

Walhasil, materi pada acara Penguatan Pembelajaran Akidah Akhlak pada Madrasah ini menurut Nur Kholis menjadi materi yang luar biasa. Sehingga guru diharapkan memberikan cara pembelajaran yang kreatif,

“Bukan hanya sekedar menghafal syarat dan rukun saja, tapi lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, bahkan anak didik mempertanyakan,” ujarnya.

Misalnya, lanjutnya, guru diharapkan mampu menjawab secara logis jika ada peserta didik yang mempertanyakan tentang tata cara memandikan jenazah serta tata cara mengkafaninya. “Inilah urgensinya workhsop ini,” terangnya. (T/P010/P4)

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Dunia Islam