Jenewa, MINA – Pelanggaran HAM oleh China terhadap etnis Muslim Uighur di wilayah Xinjiang menjadi sorotan dalam pertemuan Universal Periodic Review PBB di Jenewa, Swiss, Selasa (6/11).
Pertemuan di hari kedua itu akan membahas penahanan massal terhadap etnis Uighur dan tindakan keras Beijing terhadap kebebasan sipil, demikian Al Jazeera melaporkan yang dikutip MINA.
Menurut perkiraan sebuah panel independen PBB, sebanyak satu juta warga Uighur dan minoritas Muslim lainnya diduga kuat ditahan dalam penahanan ekstra-yudisial di Xinjiang barat China.
Pusat-pusat penahanan di Xinjiang telah mendapat sorotan yang meningkat tahun ini. Aktivis HAM menggambarkan pusat penahanan itu sebagai kamp pendidikan ulang politik.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Aktivis mengatakan, anggota minoritas Muslim China secara tidak sengaja dipaksa melakukan pelanggaran seperti memiliki jenggot panjang dan bercadar.
Dalam beberapa pekan terakhir, seorang pebisnis Uighur yang melarikan diri dari Xinjiang, menjelaskan kepada Al Jazeera apa yang dia lihat di dalam sebuah kamp tempat seorang kerabatnya ditahan.
Patrick Poon, peneliti China di lembaga HAM Amnesty International mengatakan dalam sebuah pernyataan, negara-negara anggota PBB “harus mengirim pesan tegas kepada pemerintah China bahwa operasi penindasan sistematis mereka di Daerah Otonomi Xinjiang, termasuk penahanan sewenang-wenang hingga satu juta orang, harus diakhiri.”
Pertemuan empat tahunan PBB di Jenewa itu dihadiri oleh ke-193 negara anggota.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Pertemuan di hari kedua akan di mulai oleh delegasi China yang menyajikan laporan tentang situasi HAM di negaranya dan perubahan yang dibuat sejak terakhir dalam sorotan pada 2013.
Selama sesi setengah hari, para diplomat dari seluruh dunia memiliki kesempatan untuk menyampaikan keluahannya, mengajukan pertanyaan dan membuat rekomendasi untuk perubahan. (T/RI-1/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia