Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelapor Khusus PBB: Dunia Tetap Diam Melihat Situasi di Gaza

sri astuti Editor : Ali Farkhan Tsani - Ahad, 7 Juli 2024 - 05:01 WIB

Ahad, 7 Juli 2024 - 05:01 WIB

22 Views

Warga Gaza Palestina antre untuk mendapatkan makanan di dapur umum. (SS Euro News)

Jenewa, MINA – Pelapor khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese pada Jumat (5/7) mempertanyakan bagaimana dunia bisa tetap diam atau acuh tak acuh terhadap situasi di Gaza.

Padahal serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 38.000 warga Palestina, dan menyebabkan sebagian besar penduduknya kehilangan tempat tinggal dan kelaparan.

Dalam sebuah postingan di X, Francesca Albanese mengatakan: “Fayez Ataya yang berusia 6 bulan & Abdulqader Al-Serhi yang berusia 13 tahun adalah dua korban terbaru dari kelaparan yang disebabkan oleh serangan Israel di Gaza.”

“Bagaimana kita bisa tetap diam, acuh tak acuh, atau tidak aktif dalam menghadapi ketidakadilan yang keji ini, dan tidak merasa munafik ketika melihat para korban genosida lainnya?” ujarnya.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Menurut laporan terbaru IPC yang bermitra dengan PBB mengenai tingkat kelaparan, 96% populasi, sekitar 2,15 juta orang, menghadapi kerawanan pangan akut pada tingkat krisis atau lebih tinggi.

Pernyataan Albanese merupakan tanggapan atas postingan Michael Fakhri, pelapor khusus PBB mengenai hak atas pangan, yang mengatakan “Kelaparan di Gaza telah menyebar dari utara ke seluruh Jalur Gaza.”

“Setiap warga Palestina di Gaza kini menghadapi kelaparan karena kampanye kelaparan yang disengaja dan ditargetkan oleh Israel,” katanya.

“Bagaimana saya mengetahui hal ini? Kematian lebih banyak anak-anak Palestina baru-baru ini memberi tahu kita segalanya. Fayez Ataya (baru berusia 6 bulan) meninggal pada tanggal 30 Mei. Abdulqader Al-Serhi (13 tahun) meninggal pada 1 Juni. Kedua anak ini meninggal karena kelaparan. Oleh karena itu tidak ada keraguan bahwa kelaparan telah menyebar ke seluruh Gaza,” katanya.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

“Bagaimana kematian seorang anak bisa berarti terjadinya kelaparan?” Fakhri bertanya, dan menjawab: “Kematian seorang anak akibat gizi buruk/dehidrasi menunjukkan bahwa kesehatan dan struktur sosial telah diserang, sangat lemah.”

“Ketika anak pertama meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi, tidak dapat disangkal bahwa kelaparan telah terjadi,” ujarnya.

Dia mengatakan laporan pertama kematian akibat kelaparan datang dari Gaza utara. “Mahmoud Fattouh (usia 1 bulan) meninggal pada tanggal 24 Februari. Yazan Al Kafarneh (10 tahun) meninggal 4 Maret. Keduanya kelaparan karena Israel,” katanya.

“Seluruh dunia seharusnya menghentikan kampanye genosida kelaparan yang dilakukan Israel untuk mencegah kematian ini,” kata Fakhri.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Badan-badan bantuan mengatakan pihak berwenang Israel sering mencegah mereka mengirimkan bantuan ke Gaza, sehingga memperburuk situasi di daerah kantong yang sudah diblokade tersebut. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Indonesia
Palestina
Internasional