Leicester, MINA – Enam tahun lalu, Annie Zaidi membuat sejarah sebagai wanita Muslim pertama yang mendapatkan lisensi kepelatihan level dua, atau lisensi UEFA B, dari Asosiasi Sepak Bola.
Hari ini, dia berada di jalur yang tepat untuk menjadi Muslim Asia Selatan pertama di Eropa yang berhasil mendapatkan lisensi UEFA A dalam kepelatihan sepakbola.
“Butuh waktu lama, terutama ketika Anda bukan dari latar belakang sepak bola dan saya harus menempuh jalan yang jauh, tetapi saya ingin melakukannya karena saya pelatih yang baik, saya melakukannya dengan bangga dan integritas,” kata Zaidi kepada Leicester Mercury seperti dikutip AboutIslam, Ahad (20/8).
“Ada saat-saat keraguan, pertanyaan dan pemikiran bahwa jika saya bukan orang Asia Selatan, mungkin saya akan lebih mudah melakukannya, tetapi naik turun jalan tol, melatih tim yang berbeda sampai jam 10 malam, terkadang dalam suhu dingin yang membekukan, memiliki semua untuk mencapai momen ini, dan saya tidak bisa berhenti sekarang,” ujarnya.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Bergabung dengan dunia sepak bola, Zaidi membuat misinya membantu wanita dan gadis muda BAME untuk bergabung dengan olahraga paling populer di dunia ini.
Mejadi Asisten Ketua di sekolah menengah Judgemeadow di Evington memulai perjalanannya saat pemain sepak bola putri tidak tersedia.
“Saya benar-benar ingin menjadi pemain profesional, tetapi tim putri kekurangan pemain, dan peluang tidak ada,” katanya.
Sejak itu dia mendirikan AnnieZ Coaching Foundation, sebuah batu loncatan bagi anak perempuan untuk melangkah ke karir sepak bola.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Program 12 pekan memberi remaja putri keterampilan teknis jangka panjang, memberikan masing-masing rencana pengembangan pribadi.
“Saya mencintai gadis-gadis itu tetapi tujuannya bukan untuk mempertahankan mereka, tetapi untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang dan memasukkan mereka ke klub yang berbeda di daerah tempat mereka tinggal. Tidak banyak gadis Asia Selatan yang bermain sepak bola, bukan karena mereka tidak mau melakukannya, tapi karena mereka tidak punya keterampilan,” ujarnya.
“Etos kami adalah untuk ‘memberdayakan, menginspirasi, dan menyemangati anak perempuan, terutama dari latar belakang kulit hitam dan Asia Selatan untuk mewujudkan impian mereka dan saya adalah bukti nyata bahwa impian dapat menjadi kenyataan,” kata Zaidi.
“Representasi penting bagi generasi ini dan generasi ini menginginkan seseorang yang mirip dengan mereka dan itulah mengapa para gadis merasa nyaman dengan saya,” tambahnya.
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
Pada 2017, Zaidi menerima Medali Kerajaan Inggris dalam penghargaan Tahun Baru Ratu.
Di Sportswomen of the Year Awards pada tahun 2015, dia memenangkan Helen Rollason Award untuk inspirasi, dipuji oleh tokoh olahraga terkenal atas komitmennya pada olahraga.
Dia menang sebagai Asian Woman of Achievement Award serta penghargaan Neville Hamilton untuk layanan olahraga dan komunitas di Leicester Mercury Sports Awards. (T/R7/P1)
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA
Mi’raj News Agency (MINA)