Gaza City, 16 Sya’ban 1435/14 Juni 2014 (MINA) – Perlintasan perbatasan Rafah akan dibuka pada Ahad (15/6) selama empat hari dalam rangka untuk mengizinkan para musafir untuk menyeberang.
Duta Besar Palestina untuk Mesir, Barakat Al-Farra, mengatakan, perlintasan Rafah akan dibuka pada Ahad (15/6) dan Senin (16/6) bagi para jamaah umroh, serta pada Selasa (17/6) dan Rabu (18/6) akan terbuka bagi kasus-kasus kemanusiaan.
“Perlintasan Rafah akan dibuka baik dari kedua arah bagi mereka yang keluar dan masuki Jalur Gaza,” kata Al-Farra sebagaimana dikutip Ma’an News Agency yang diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sebelumnya, Yehia Rabah, anggota Dewan Revolusi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan, Sabtu (7/6), Pemerintah Persatuan Palestina menghubungi pemerintah Mesir untuk membuka perlintasan Rafah.
Baca Juga: Korea Utara Desak Diakhirinya Pembantaian Israel di Gaza
Pemerintah Persatuan Palestina juga terus berusaha mendesak masyarakat internasional untuk membuka satu-satunya perlintasan yang menghubungkan sekitar dua juta penduduk Gaza ke dunia luar itu sebagai upaya membuka blokade Israel di Gaza.
Perlintasan Rafah telah ditutup selama 45 hari berturut-turut, dan hanya dibuka bagi para jamaah umroh Gaza menuju ke Mekkah, mengakibatkan musafir lain terlantar dan tidak dapat melewati perlintasan itu.
Sejak militer menggulingkan Muhammad Mursi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara sah, Juli 2013 lalu, militer Mesir telah memperketat kontrol atas perbatasan dengan Jalur Gaza.
Blokade Israel dan kebijakan penutupan Rafah oleh Mesir telah membatasi impor dan ekspor dari Jalur Gaza dan telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan kesulitan memperoleh kehidupan yang layak bagi warga Gaza.Penutupan total Rafah ternyata menjadikan Jalur Gaza sebagai “penjara terbesar di dunia.”(T/P02/R2)
Baca Juga: Jerman Hentikan Pendanaan Dua Organisasi HAM Israel karena Kritik Kejahatan Israel di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kurangi Ketergantungan dengan AS, Israel dan Elbit Systems Jalin Kerjasama Pembuatan Senjata