Jakarta, 13 Rabi’ul Akhir 1436/3 Februari 2015 (MINA) – Pariwisata Indonesia dilirik internasional baru mencapai sembilan juta dari 1,1 miliar orang pada 2014, memungkinkan negara ini mendapat peluang lebih besar untuk meningkatkan angka itu, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha Nasir.
Menurut The United Nations World Tourism Organisation (UNWTO), para turis dunia dalam beberapa tahun terakhir meningkat pesat. Era 90-an para pelancong mencapai 25 juta orang, sedangkan pada 2014, jumlah mereka mencapai 1,138 juta orang.
“Jumlah turis menurut UNWTO pada 2014 ada 1.138 juta orang, atau 1,1 miliar lebih. Saat ini, Indonesia hanya mengambil sembilan juta orang turis. Peluangnya masih banyak,” kata pria yang akrab disapa Tata di Kantor Kemenlu, Selasa (3/2).
Angka itu, menurut Tata, menjadi salah satu topik utama pembahasan dalam Rapat Kerja (Raker) Pimpinan Kementerian Luar Negeri dengan Perwakilan Indonesia di Luar Negeri yang dihadiri 132 kepala perwakilan RI di seluruh dunia, termasuk para dubes.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Tata menambahkan, meski pun pariwisata Indonesia masih sedikit dilirik, namun negara ini masih memiliki peluang besar di ranah internasional.
“Indonesia memiliki segalanya yang diperlukan untuk meraup potensi pariwisata dunia. Letak tanah air yang strategis dan relatif aman dari ancaman bisa dijadikan faktor penunjang,” kata Tata.
Pada raker yang akan berlangsung sampai 5 Februari itu, para ketua perwakilan diminta untuk aktif mempromosikan pariwisata Indonesia di mata dunia.
“Siang ini, para dubes melakukan FGD (Forum Group Discussion, red) untuk membahas strategi mengembangkan potensi-potensi pariwisata, perdagangan, dan termasuk outcome nya,” tambahnya.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Salah satu yang telah disepakati para perwakilan itu adalah strategi mengembangkan paket wisata kota-kota besar di Indonesia. Misalnya, ketika para dubes dan ketua perwakilan mengenalkan kota Jakarta, maka kota-kota disekitarnya pun akan dikenalkan sebagai suatu kesatuan yang disebut “Great Jakarta”.
“Begitu juga dengan kota-kota lain, nanti semua aspek, termasuk budaya, suku, bahasa, situs keagamaan, yang ada di kota-kota sekitarnya akan dikenalkan yang disebut Great Jakarta, Great Bali, dan lainnya,” kata Tata.(L/R04/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas