Srinagar, 15 Jumadil Awwal 1438/13 Februari 2017 (MINA) – Senjata peluru pelet polisi India yang pada pemberontakan 2016 telah melukai mata lebih 1.500 warga Kashmir, kembali melukai dua mata remaja dalam bentrokan protes terbaru di daerah Chakoora, Distrik Pulwama.
Dua remaja bernama Saqib Ahmed (18) dan Aqib Ahmed (16) yang matanya berlubang oleh peluru logam, segera dibawa ke rumah sakit khusus SMHS di Srinagar.
Dokter memberi mereka perawatan awal untuk “menutup” luka di mata mereka.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Protes kembali meletus saat dan setelah terjadi pertempuran antara militan Kashmir dengan tentara India di desa Prisal, selatan Srinagar pada Ahad (12/2).
“Kami harus siap untuk kemungkinan apapun,” kata dokter yang menangani korban di Rumah Sakit SMHS, demikian Greater Kashmir memberitakan yang dikutip MINA.
Saqib menderita luka di mata kanannya dan Aqib menderita di mata kiri.
Sejauh ini, setidaknya 850 korban pelet dengan berbagai tingkat gangguan penglihatan telah dirawat di rumah sakit itu.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
“Sebagian besar dari mereka telah menderita cedera parah di tangan pasukan. Kebanyakan dari mereka mengalami kebutaan,” kata seorang dokter senior di Rumah Sakit SMHS.
Pemerintah negara bagian baru-baru ini mengatakan kepada Majelis Negara bahwa tidak ada rencana untuk melarang penggunaan senjata pelet.
Penggunaan senjata pelet oleh pasukan keamanan India dalam menghadapi demonstrasi warga Kashmir telah memicu banyak kecaman dari Pakistan dan badan-badan kemanusiaan dunia. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung