Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PEMAKAMAN SAHABAT NABI DI YERUSALEM TERANCAM LENYAP

Admin - Rabu, 29 Juli 2015 - 15:01 WIB

Rabu, 29 Juli 2015 - 15:01 WIB

316 Views ㅤ

Pemakaman Mamila di <a href=

Yerusalem. (Yoninah/Wikimedia Commons)" width="300" height="225" /> Pemakaman Mamila di Yerusalem. (Yoninah/Wikimedia Commons)

Yerusalem, 13 Syawal 1436/29 Juli 2015 (MINA) – Pemakaman sahabat Nabi Muhammad SAW dan ratusan prajurit Saladin di Yerusalem, Palestina, terancam tergerus proyek pembangunan hotel, toko, dan perumahan Israel.

Pada tahun mendatang, Israel berencana mendirikan sedikitnya 460 ruangan hotel, toko, dan tempat parkir serta 200 rumah di wilayah sensitif tersebut. Rencana konstruksi baru itu sudah disetujui komite

tata kota lokal Yerusalem pada Juli ini.

Rencana proyek baru itu, kata juru bicara (jubir) Gerakan Islam utara di Israel Zaki Aghbaria, merupakan lanjutan dari proyek Museum of Tolerance yang pernah batal mendirikan gedung pengadilan pada 2013 karena diprotes.

Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia

Israel tetap bertekad memperkuat keberadaan mereka di wilayah ini dan seluruh Yerusalem. Mereka tidak sadar pemakaman ini penting bagi rakyat Palestina dan semua umat muslim di dunia,” kata Zaki seperti dilaporkan Middle East Eye, dikutip Mi’raj Islamic News Agency.

Zaki melanjutkan, proyek itu menunjukkan upaya ambisius Israel dalam menduduki situs suci Islam, termasuk Mesjid Al-Aqsa. “Realisasi proyek itu akan menodai pemakaman legendaris umat Islam dan mengancam kepemilikkan Palestina di Al-Aqsa,” ujarnya.

Senada dengan Zaki, Gideon Suleimani, seorang arkeolog Israel yang pernah bekerja sebagai penggali di Museum of Tolerance, memandang proyek itu sebagai upaya Israel dalam melenyapkan warisan sejarah Islam di Yerusalem.

“Sisa warisan Islam di Yerusalem dibongkar sedikit demi sedikit supaya lenyap sebelum bisa dijadikan wilayah umat Yahudi,” kata Suleimani.

Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri

Meir Margalit, periset dari Institut Van Leer dan mantan anggota majelis Yerusalem, mengatakan persetujuan akhir proyek itu oleh komite tata kota regional sudah dikonfirmasi. “Sepertinya tidak akan ada yang bisa menghentikan proyek itu,” katanya. (T/P020)

Mi’raj Islamic News Agency

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Rekomendasi untuk Anda