Gaza, MINA – Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania yang berbasis di Jenewa, Swiss, melaporkan, sebanyak 17.000 anak Palestina yang telah dibunuh Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, hampir 2.100 adalah bayi di bawah usia dua tahun.
“Jumlah anak-anak Palestina baik bayi atau anak-anak pada umumnya yang dibunuh oleh tentara Zionis Israel sangat mengerikan, dan tingkat pembunuhan mereka belum pernah terjadi dalam sejarah perang modern,” katanya, demikian Press Tv melaporkan.
“Ini juga merupakan tren berbahaya berdasarkan dehumanisasi (merendahkan) warga Palestina di Jalur Gaza. Militer penjajah Israel menargetkan warga Palestina dan anak-anak mereka setiap hari, secara metodis, dan luas dengan cara yang paling kejam dan brutal, dan hampir tanpa henti selama 10 bulan berturut-turut.”
Sekitar 1,7 juta orang di Jalur Gaza diperkirakan telah mengungsi secara internal setengahnya adalah anak-anak. Mereka tidak memiliki akses yang cukup terhadap air, makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
Pada bulan Juli, para ahli PBB membunyikan peringatan tentang anak-anak Palestina di wilayah yang diblokade yang kehilangan nyawa mereka karena “kampanye kelaparan” Israel.
Ayah Palestina berduka atas kelahiran bayi kembarnya yang dibunuh oleh Israel
Dalam contoh terbaru dari kebiadaban Israel, Muhammad Abu al-Qumsan sedang dalam perjalanan pada 14 Agustus untuk mendaftarkan kelahiran bayi kembarnya yang baru lahir, ketika sebuah serangan Israel menewaskan mereka berdua, serta istri dan ibu mertuanya.
“Lima menit setelah mendapatkan akta kelahiran, saya mendapatkan akta kematian mereka,” kata Qumsan, 33 tahun.
Baca Juga: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza Utara
Keluarga Qumsan telah mengungsi tiga kali sejak Oktober.
Istrinya, seorang apoteker, dan bayi kembarnya termasuk di antara sedikitnya 23 orang, termasuk bayi berusia sembilan bulan, yang tewas dalam beberapa serangan Israel di daerah tersebut.
Organisasi kemanusiaan mengatakan semua anak-anak Gaza telah terpapar pada pengalaman traumatis perang.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan sekitar 625.000 anak di Gaza tidak bersekolah selama satu tahun ajaran penuh akibat perang.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Dalam sebuah posting di X, kepala badan tersebut, Philippe Lazzarini, memperingatkan bahwa tanpa pendidikan, anak-anak berisiko mengalami “kekerasan dan eksploitasi, termasuk pekerja anak, pernikahan dini, dan perekrutan oleh kelompok bersenjata.”
“Kita harus mengembalikan anak-anak ke dunia pendidikan.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas