Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PEMANTAUAN HILAL SATU RAMADHAN JUMAT

Ali Farkhan Tsani - Rabu, 25 Juni 2014 - 12:35 WIB

Rabu, 25 Juni 2014 - 12:35 WIB

1687 Views

hilal
ru'yatul hilal (dok emaratalyoum)
<a href=

ru'yatul hilal (dok emaratalyoum)" width="300" height="167" /> ru’yatul hilal (dok emaratalyoum)

Jakarta, 27 Sya’ban 1435/24 Juni 2014 (MINA) – Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Agama RI, Zubaidi, di Jakarta, Selasa (24/06) mengatakan, sidang itsbat (penetapan) awal Ramadlan 1435 dijadwalkan di Gedung Kementerian Agama Jakarta dengan mengundang perwakilan ormas Islam.

“Sidang dimulai dengan sessi pemaparan mengenai posisi hilal di Indonesia secara astronomis oleh Prof. Thomas Djamaludin (Lembaga Penerbangan dan Anatriksa Nasional/LAPAN) dan Cecep Nurwendaya (Badan Hisab Rukyat),” terang Zubaidi.

“Media dipersilahkan mengikuti, meliput dan menyiarkan sessi ini kepada masyarakat,” tambahnya.

Sebagai wahana sosialisasi dan edukasi bagi kepada masyarakat, Kementerian Agama menyelenggarakan lokakarya penentuan awal Ramadhan 1435 H. pada 25–26 Juni 2014 di Jakarta, dengan menghadirkan para pakar hisab-rukyat dan astronomi.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Rukyatul Hilal

Sebelumnya Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada Sabtu, 28 Juni 2014. Hal tersebut berdasarkan hasil perhitungan hilal (hisab wujudul hilal).

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bagian Tarjih, Tajdid dan Pemikiran Islam, Yunahar Ilyas, mengatakan, berdasarkan metode perhitungan Muhammadiyah, bulan sudah tampak pada tanggal 27 Juni, pada pukul 15.00 WIB, menit ke-10, detik ke-21.

“Sehingga, tanggal 28 Juni 2014 sudah masuk ke bulan Hijriah baru. Maka Muhammadiyah tetapkan awal Ramadan pada tahun ini jatuh pada hari Sabtu, tanggal 28 Juni 2014,” kata Ilyas di Kantor Pusat PP Muhammadiyah di Jakarta Senin (16/6).

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Apabila nantinya terdapat perbedaan awal puasa dari pihak lain, agar tidak mengganggu kesatuan umat Islam dan mengedepankan toleransi, ukhuwah serta saling menghargai atas perbedaan dalam menjalankan ibadah, ujarnya.

Sementara itu, Anggota Tim Falak NU Jatim, Abdurahman Nafis mengatakan, berdasarkan perkiraan, hilal di hari Jumat, 27 Juni 2014, nanti berada di bawah dua derajat. Dengan posisi hilal seperti itu, maka bulan belum terlihat sempurna.

Dengan demikian, Nafis menyatakan, kemungkinan awal Ramadan 1435 Hijriah jatuh pada Ahad, 29 Juni 2014.

Menurut Nafis, metode ru’yatul hilal yang digunakan untuk menentukan awal Ramadan haruslah bulan terlihat jelas. Sementara dalam ilmu astronomi atau ilmu Falak, hilal bisa terlihat jelas jika posisi hilal setidaknya berada di posisi 2 derajat.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Sekretaris Dewan Hisab dan Rukyat (DHR) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Ir. Wahyu Iwa Sumantri, menyebutkan, sesuai sunnah Rasulullah SAW, melihat bulan (ru’yatul hilal) tetap harus dilaksanakan akhir bulan Sya’ban, bertepatan Jumat (27/6).

“Jika terlihat hilal, maka besoknya (Sabtu, 28/6) awal puasa Ramadhan. Namun jika tidak terlihat karena mendung atau terhalang, maka digenapkan, awal puasa Ahad (29/6),” ujarnya.

Tim Rukyatul Hilal DHR, Syamsuddin melaporkan, melihat selisih antara terbit bulan dan terbit matahari 164 menit , sedangkan harkat perjalanan bulan mendekati matahari 48 menit perhari : 164-144=20:2=10. Maka ijtima akan terjadi pada Jum’at 29 Syaban 1435 H./27 Juni 2014 M. pukul 14.00 WIB di Jakarta, dengan tinggi hilal 1 darjah dan lamanya 4 menit , hilal sudah wujud/lahir tapi belum imkan ru’yat .

“Seyogyanya umat Islam dapat bersatu jika terlihat hilal, di negeri mana saja di dunia ini, karena umat Islam itu hakikatnya satu”, papar Syamsuddin.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Menurutnya, jika ada yang melihat hilal pada Jumat, kita semua umat Islam berpuasa hari Sabtu (28/6). Namun, jika di mana pun tidak ada yang melihat hilal, maka istikmal (digenapkan), sehingga puasa dimulai hari Ahad (29/6). (L/R1/P04)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Bom Sekolah di Gaza, Delapan Warga Syahid

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Timur Tengah
Tausiyah
Timur Tengah
HILAL
Tausiyah