Pembakaran Al-Qur’an Sebabkan Kerugian dan Kerusuhan di Swedia

Ilustrasi Al Quran. (Foto: Istimewa)

Stockholm, MINA – Tindakan penodaan yang berulang terhadap kitab suci Islam, Al-Qur’an, dalam sembilan bulan terakhir telah merugikan hampir $200.000.

Tindakan provokatif pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan oleh politisi Swedia-Denmark Rasmus Paludan dan Salwan Momika, seorang pengungsi Irak yang tinggal di Stockholm, telah mengambil 2,2 juta krona Swedia (sekitar $199.300) dari negara Nordik tersebut, menurut penyiar Radio Swedia Sveriges Radio.

Tindakan ini menambah kerugian karena penempatan lebih banyak petugas polisi dan mengganggu tugas rutin banyak dari mereka, kata laporan itu.

Sebelumnya, tindakan aktivis-aktivis sayap kanan Swedia membakar Al-Qur’an di Kota Malmo sempat juga memicu kerusuhan pada 2020. Kerusuhan saat itu terjadi setelah sekitar 300 orang berkumpul untuk menggelar unjuk rasa.

Baca Juga:  Bahrain Serang Israel sebagai Bukti Bela Palestina

Pada 28 Agustus 2020, pengunjuk rasa menyalahkan api dan melempari polisi serta tim penyelamat dengan berbagai benda. Peristiwa itu mengakibatkan sejumlah petugas polisi terluka dan beberapa pengunjuk rasa ditangkap.

Kekerasan dipicu pembakaran Al-Qur’an pada Jumat malam di dekat permukiman imigran oleh Rasmus Paludan yang belakangan kembali melakukan pembakaran Al-Qur’an. Saat itu tiga orang ditangkap karena dianggap menghasut kebencian terhadap kelompok etnik setelah menendang kitab suci umat Muslim.

Aksi provokatif pembakaran Al-Qur’an di Swedia

Selain Denmark, Swedia juga mendapat kritik luas karena mengizinkan penodaan Al-Qur’an di depan umum di bawah perlindungan polisi.

Paludan, pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) sayap kanan, telah membakar salinan kitab suci umat Islam di kota Malmo, Norrkoping, Jonkoping, dan Stockholm di Swedia, termasuk selama Paskah tahun lalu.

Baca Juga:  Ratusan Mahasiswa UI Berkumpul di Perkemahan Solidaritas Palestina

Pada tanggal 21 Juni, dia membakar salinan Al-Qur’an di luar Kedutaan Besar Turki di Swedia.

Momika menjadi berita utama sepekan kemudian, ketika dia membakar Al-Qur’an di luar masjid di Stockholm selama Idul Adha, salah satu hari raya keagamaan Islam utama yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Pada tanggal 20 Juli, di luar Kedutaan Besar Irak di Swedia, ia melemparkan mushaf Al-Qur’an dan bendera Irak ke tanah dan menginjaknya, kemudian membakar mushaf Al-Qur’an tersebut di luar gedung parlemen Swedia pada tanggal 31 Juli.

Imigran Iran Bahrami Marjan melakukan tindakan provokatif serupa di Angbybadet, sebuah daerah dekat Stockholm, pada 3 Agustus.

Baca Juga:  554 Kloter Jamaah Haji 2024 dengan Tiga Bandara Layani Fast Track 

Momika juga kembali melakukan pembakaran Al-Qur’an di luar Kedutaan Besar Iran di Swedia pada awal Agustus, dan satu lagi di depan Masjid Stockholm pekan lalu.

Meski mengakui bahwa tindakan tersebut merugikan citra Swedia dan membahayakan keamanan, Momika masih bisa mendapatkan izin dari pihak berwenang.

Badan keamanan Swedia juga mengatakan situasi keamanan negaranya memburuk setelah pembakaran Al-Qur’an yang terus berlanjut. (T/R7/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.