Gaza, MINA – Pembangkit listrik satu-satunya di Jalur Gaza siap untuk berhenti beroperasi pada Ahad (7/11) pagi karena kehabisan bahan bakar, menurut Otoritas Energi dan Sumber Daya Alam daerah itu.
Otoritas energi mengatakan kegagalan masuknya bahan bakar Qatar, yang memasok pembangkit listrik, ke Gaza yang diblokade sejak 2 November mengakibatkan Gaza akan menghadapi pemadaman listrik pada Ahad pagi, Anadolu melaporkan.
“Pasokan bahan bakar Qatar ke pembangkit listrik Gaza telah berhenti sejak 2 November,” sebuah pernyataan oleh otoritas energi, menyerukan “intervensi mendesak untuk mengizinkan masuknya solar” guna mencegah pembangkit listrik berhenti bekerja.
Ia juga mencatat penghentian operasi pembangkit listrik “berarti persentase defisit pasokan listrik akan mencapai sekitar 70 persen.”
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Selama beberapa tahun terakhir, Qatar telah memberikan hibah keuangan untuk membiayai pembelian bahan bakar untuk pembangkit listrik di Gaza.
Menurut surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, hibah Qatar yang dialokasikan untuk bahan bakar pembangkit listrik adalah sekitar $10 juta per bulan.
Sejak 2006, Jalur Gaza telah mengerang di bawah blokade Israel yang melumpuhkan sekitar dua juta penduduknya dari banyak komoditas vital, termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Jalur Gaza mengalami kekurangan pasokan listrik yang parah. Mereka membutuhkan sekitar 500 megawatt tetapi hanya menghasilkan 140 megawatt, menurut laporan tahunan yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik pada tahun 2020. (T/R7/P1)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)