Pembangunan Islamic Centre di Australia Menunggu Donasi

Rencana pembangunan Ashabul Kahfi Islamic Centre Sydney Australia tampak depan.(Sumber: AKIC)

Oleh: Aulia, Akademisi di University of Newcastle

(AKIC) adalah Islamic Centre pertama yang didirikan oleh masyarakat Indonesia di Australia. Pendirian organisasi ini dipelopori oleh seorang putera Aceh; Dr. Teuku Chalidin Yacob. Organisasi yang telah didirikan 22 tahun lalu ini, telah banyak memberi warna dalam perjalanan dakwah masyarakat Islam Indonesia di pada khususnya dan masyarakat Islam Melayu dan Australia secara umum.

Pada awal kegiatan dakwahnya, AKIC fokus untuk mengajarkan pendidikan akhlaq dan budi pekerti Islami pada generasi muda yang hidup di tengah lingkungan budaya nonmuslim seperti di Australia.

Seiring waktu berjalan, AKIC menjadi pusat studi Islam yang juga mengajarkan berbagai fondasi ilmu keislaman seperti pendidikan membaca Al-Quran, bahasa Arab, fiqh dan lain sebagainya. Adapun tujuan akhir yang dicita-citakan AKIC adalah untuk mengedukasi masyarakat Islam di Australia akan kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan Islam bagi seluruh ummatnya (Izzul Islam wal Muslimin).

Berada di negara minoritas muslim seperti Australia, tentu bukanlah hal mudah untuk membangun sekolah Islam, apalagi untuk membangun sebuah Pusat Studi Islam (Islamic Centre). Perjalanan AKIC untuk memiliki gedung Islamic Centre terpadu sudah dimulai sejak 17 tahun lalu.

Langkah awal dilakukan di tahun 2003. AKIC membeli satu unit rumah di kawasan Wiley Park. Kemudian di tahun 2012, AKIC membeli rumah kedua yang lokasinya berdampingan dengan rumah pertama. Nilai tanah kedua rumah tersebut saat ini diprediksi mencapai AUD 2 Juta (20 miliar rupiah). Kedua rumah ini telah menjadi asset AKIC untuk dipergunakan dalam kegiatan-kegiatan dakwah.

Tantangan terbesar yang dihadapi AKIC dalam menjalankan kegiatan dakwahnya di lokasi ini adalah kendala izin untuk mempergunakan gedung perumahan sebagai tempat kegiatan umum jamaah. Sehingga AKIC beberapa kali harus memugar sekolah dan musolla yang sudah dibangun di area perumahan tersebut karena kendala izin tata bangunan.

Belajar dari permasalahan masa lalu, AKIC memutuskan untuk membangun gedung Islamic Centre terpadu di atas tanah lokasi kedua rumah tersebut dengan mempergunakan izin bangunan sebagai community centre.

Sempat beberapa kali kandas dalam mendapatkan izin community centre ini, perjalanan panjang AKIC akhirnya membuahkan hasil di tahun 2017, ketika pengadilan lokal di New South Wales memenangkan AKIC dan memberikan izin penuh sebagai community centre dan memulai pembangunan Islamic Centre yang selama ini sudah ditunggu-tunggu oleh para jamaah.

Keputusan pengadilan ini disambut gembira oleh masyarakat Islam Indonesia di Sydney. Keputusan tersebut memberikan harapan baru bagi jamaah AKIC yang telah lama mendambakan lokasi pendidikan Islam terpadu yang bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia di Sydney.

Setelah mendapat izin untuk membangun gedung di tahun 2017, AKIC telah mengadakan beberapa kali penggalangan dana setiap tahunnya dengan melakukan berbagai kegiatan. Mulai dari penggalangan dana dalam bentuk Fundraising Dinner atau pun dalam bentuk Tabliqh Akbar. Dari penggalangan-penggalangan tersebut (2017-2019), alhamdulillah telah terkumpul dana AUD 251,099 (sekitar 2.5 milyar rupiah). Angka ini masih jauh dari total dana yang dibutuhkan untuk seluruh tahapan pembangunan gedung Islamic Centre yaitu AUD 1,5 Juta (sekitar 15 miliar rupiah).

Datang Fundraising Terhalang

Gedung Islamic Centre AKIC memiliki tiga tahap pembangunan; basement atau parkiran, lantai dasar dan lantai 1.

Proyek Manager pembangunan gedung Islamic Centre AKIC Nurhakim dalam interview singkat bersama tim media AKIC mengatakan; setidaknya AKIC memerlukan AUD 500.000 (sekitar 5 miliar rupiah) untuk bisa memulai pembangunan tahap satu (basement/parkiran).

Sama seperti tahun sebelumnya, AKIC telah merencanakan melakukan penggalangan dana di tahun 2020. Penggalangan dana tahun ini sejatinya diadakan di awal April 2020 (sebelum Ramadhan). Qaddarullah, pandemi virus corona yang juga menyerang Australia, memaksa pemerintah Australia memberlakukan lockdown sejak 22 Maret 2020.

Seluruh kegiatan yang bersifat mengumpulkan massa harus dibatalkan, mulai dari kegiatan sosial, kegiatan pemerintahan maupun kegiatan keagamaan. Jalur penerbangan International ke Australia juga diberhentikan untuk memutus rantai penyebaran corona di Australia.

AKIC yang telah siap mengadakan penggalangan dana tahun ini pun ikut terkena dampak kebijakan pemerintah Australia berkaitan pemberlakuan lockdown ini. Tahun 2020 yang semula diharapkan jamaah untuk bisa menjadi tahun pamungkas mengumpulkan dana pembangunan, harus terhenti karena corona.  Walhasil, AKIC hanya bisa mengadakan penggalangan dana online dan alhamdulillah berhasil mengumpulkan komitmen dari jamaah senilai AUD 23,184 (sekitar 230 juta rupiah) di bulan Ramadhan kemarin.

AKIS Goes Online

Salah satu acara AKIC bersama dr. Zaidul Akbar di Sydney.(Foto: AKIC)

Corona oh corona.. demikian sebagian orang meratapi kehadiran corona yang telah merenggut ribuan nyawa manusia, mematikan ekonomi banyak negara dan bisa saja menjadi titik perubahan global tatanan dunia akan standard kesehatan manusia. Keadaan pandemic corona saat ini telah memberikan perubahan pada banyak kegiatan-kegiatan masyarakat global.

Termasuk kegiatan-kegiatan AKIC di Sydney. Jika di Ramadhan-Ramadhan  sebelumnya, AKIC selalu indentik dengan berbagai kegiatan dakwah dan ibadah yang bersifat on-site, maka Ramadhan tahun ini, AKIC harus beradaptasi dengan kondisi pandemic global dan mengubah bentuk kegiatan-kegiatannya menjadi online.

Perubahan ini sempat menjadi kendala bagi AKIC, karena memindahkan kegiatan onsite ke online tentunya memerlukan kesiapan teknis dan resource yang cukup. Alhamdulillah, berkat rahmat Allah dan kerja keras tim IT dan DKM AKIC, seluruh kegiatan di bulan Ramadhan 2020 AKIC sangatlah aktif dan berkesan.

Selama Ramadhan, AKIC mengadakan berbagai jenis kajian online setiap harinya; kajian ba`da subuh, kajian ba`da ashar, kajian special malam 27 dan kajian special lintas benua. Program kajian special lintas benua adalah hasil kerjasama Ashabul Kahfi Islamic Centre (AKIC) di Sydney, Australia dengan Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya – KIBAR (London, UK), Ikatan Perawat Muslim Indonesia Jepang – IPMI (Tokyo, Jepang), Ngajikun – Bangkok, Thailand, Asosiasi Muslim Indonesia – AMI (Kuala Lumpur, Malaysia), Ikatan Muslim Student Society – IMUSKA (Seoul, Korea) dan Keluarga Muslim Kalam Gottingen – Kalam (Gottingen , Jerman). Kajian ini mendatangkan Ust. Hanan Attaki dengan membawa tema Istiqomah menjaga Good Habits setelah Ramadhan. Lebih dari 400 jamaah mengikuti kajian ini via media daring AKIC.

Dalam program Ramadhan yang lalu, AKIC telah melibatkan 27 asaatidz (ustadz-ustadz) dari berbagai negara yang berbeda. Diantara mereka adalah asaatidz kondang tanah air, para alumni Islamic University Madinah, alumni Al Azhar University Cairo, alumni International Islamic University Malaysia, pendiri dan pengasuh pondok pesantren di Indonesia, peneliti ekonomi syariah bahkan sampai ke pelaku bisnis syariah.

Banyak di antara asaatidz tersebut yang nama-namanya sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat Indonesia seperti K.H. Tengku Zulkarnain, Ust. Dr. Zaitun Rasmin, Ust. Hanan Attaki, Ust. dr. Zaidul Akbar dan Shaykh Dr. Reza Abdul Jabbar dari Invercargill, New Zealand.

Selain kajian online, AKIC juga tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin bulan Ramadhan lainnya seperti penerimaan zakat fitrah, zakat maal, pembayaran fidyah, infaq, sadaqah dan penggalangan dana. Semua servis diatas dilakukan via media online. Total nilai zakat fitrah yang diterima tahun ini adalah AUD 2,803.42 (sekitar 28 juta rupiah).

Semuanya telah didistribusikan ke beberapa daerah di Indonesia dan Australia. Di antara propinsi di Indonesia yang menjadi daerah penyebaran zakat fitrah yang disalurkan AKIC adalah Aceh, Jawa dan Sulawesi.

Pada Ramadhan lalu, AKIC juga sukses mengadakan dua penggalangan dana. Pertama adalah penggalangan dana untuk tenaga kesehatan Indonesia dan penggalangan dana untuk pembangunan gedung Islamic Centre AKIC.

Seperti yang telah diketahui, sejak wabah covid melanda Indonesia, banyak tenaga kesehatan Indonesia yang ikut menjadi korban. Atas dasar kemanusiaan dan kepedulian terhadap para pejuang kesehatan ini, AKIC menginisiasi penggalangan dana online di Sydney dengan mengundang dr. Zaidul Akbar sebagai narasumber.

Acara penggalangan dana yang juga dihadiri oleh Heru Hartanto Subulo sebagai Konsul Jenderal RI di Sydney, berhasil mengumpulkan sejumlah dana yang kesemua dananya telah disalurkan melalui Tim Jurus Sehat Rasulullah (JSR) binaan dr. Zaidul Akbar sebagai mitra AKIC di Indonesia.

Bantuan dana kepada para pejuang kesehatan Indonesia disalurkan dalam bentuk paket yang berisi alat bantu kesehatan berupa hazmat suit, kacamata Google, Handscoon, Masker Surgical, NurseCup, Madu Imun JSR (350ml) dan suplemen Imunovit. Bantuan telah didistribusikan ke berbagai rumah sakit dan Puskesmas di Indonesia, diantaranya rumah sakit dan Puskesmas yang tersebar di propinsi Sulawesi, Aceh, Lampung, Sumatera Utara dan NTB.

Adapun penggalangan dana kedua yang juga dilakukan secara daring adalah penggalangan dana untuk pembangunan gedung Islamic Centre AKIC di Sydney, Australia.

Penggalangan dana kedua AKIC ini menghadirkan secara online Ust. Dr. Zaitun Rasmin Lc, MA dan Shaykh Dr. Reza Abdul Jabbar dari New Zealand. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, komitmen jamaah yang bernilai lebih dari 230 juta rupiah terkumpulkan untuk pembangunan gedung Ashabul Kahfi Islamic Centre. Tentunya, AKIC masih memerlukan bantuan global untuk bisa merealisasikan pembangunan gedung Islamic Centre pertama milik masyarakat Indonesia di Sydney, Australia.

Pembangunan Gedung Ashabul Kahfi Islamic Centre

Kika: Dr. Teuku A Geumpana (Ketua Tim Pembangunan), Dr.Teuku Chalidin Yacob (Pendiri Ashabul Kahfi Islamic Centre), Nurhakim (Proyek Manager).(Foto: AKIC)

Ketua tim pembangunan gedung Ashabul Kahfi Islamic Centre; Dr. Teuku A Geumpana mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada para donatur yang telah mengambil bagian dalam fundraising AKIC di bulan Ramadhan kemarin.

“Perjalanan AKIC untuk membangun gedung Islamic Centre di Sydney, Australia tentulah tidak mudah, tetapi dengan ridha dari Allah SWT serta komitmen para jamaah baik di Australia, di Indonesia maupun di negara-negara lain, insyaAllah kami yakin pembangunan gedung Ashabul Kahfi Islamic Centre akan terlaksana,” ujar beliau di sela-sela kegiatan Virtual Open House AKIC yang dilaksanakan sampena menyambut Hari Raya Idul Fitri 1441 H melalui media daring.

Beliau juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia baik di Indonesia maupun di luar negeri yang ingin mengambil bagian dalam pembangunan gedung Islamic Centre ini dapat mengirimkan donasinya melalui beberapa cara berikut:

Donasi Bulanan

Donasi ini adalah donasi yang dibuat continuous setiap bulannya dengan mempergunakan fitur auto-transfer pada layanan internet banking.

Nilai yang di set untuk auto-transfer tidak harus besar tapi sifatnya berkelanjutan. Contohnya, di Australia, ramai jamaah telah bergabung dalam program donasi bulanan dengan nilai auto-transfer AUD100/bulan. Hanya dengan $100/bulan bisa menyumbang total AUD1,200 pertahun.

Nilai yang semula kecil bisa menjadi besar jika dilakukan berkalanjutan. Demikian juga bagi donatur dari Indonesia yang ingin mengatur program auto-tranfer dapat memilih nilai yang ingin didonasikan perbulan dan mensetup fitur layanan auto-transfer dari bank masing-masing.

Donasi Tunggal

Donasi tunggal adalah bentuk donasi yang dilakukan sekali waktu. Ini adalah bentuk donasi yang umum dilakukan. Di mana para donatur mengirimkan donasinya sekali waktu, menggunakan layanan transfer online, baik melalui direct transfer ke akun bank AKIC atau menggunakan link donasi AKIC yang telah disediakan.

Besaran nilai donasi tunggal yang pernah diterima AKIC sifatnya bervariasi; mulai dari transferan 100,000 rupiah sampai 100 juta rupiah pernah dikirimkan para donatur.

Semua donasi untuk pembangunan gedung Ashabul Kahfi Islamic Centre dapat dikirimkan via transfer bank menggunakan salah satu opsi berikut:

  1. Akun resmi AKIC di Australia: A,n. Ashabul Kahfi Islamic Centre, NAB, BSB: 082 – 344, ACC: 25 – 443 – 4298, Desc:  Pembangunan AKIC;
  1. Akun AKIC di Indonesia: BNI SYARIAH, 954371673, Desc:  Pembangunan AKIC
  1. Link donasi AKIC melalui website bit.ly/AKICBuildingFund .

Sebagai penutup, mewakili segenap panitia Ramadhan dan pengurus AKIC; Dr. Chalidin Yacob sebagai pendiri Ashabul Kahfi Islamic Centre (AKIC) Australia mengucapkan terima kasih kepada seluruh jamaah yang telah setia mengikuti dan ikut berkontribusi menyukseskan seluruh kegiatan-kegiatan AKIC selama bulan Ramadhan yang lalu.

AKIC berkomitmen untuk terus menjalankan kegiatan belajar mengajar dan dakwahnya selama pandemi virus corona walaupun melalui media online.(AK/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.