Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembatalan Kontrak Senjata Spanyol, Tandai Runtuhnya Industri Israel

Ali Farkhan Tsani Editor : Rudi Hendrik - 2 menit yang lalu

2 menit yang lalu

0 Views

Persenjataan pendudukan Zionis Israel (Quds Press)

KECEMASAN tengah melanda perusahaan-perusahaan industri militer pendudukan Israel, menyusul keputusan beberapa negara untuk membatalkan kontrak pembelian senjata dari perusahaan-perusahaan tersebut, dan ancaman dari negara-negara lain untuk membatalkan kontrak juga.

Hal ini telah menyebabkan perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kerugian ratusan juta dolar (triliunan rupiah) akibat agresi Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza.

Surat kabar ekonomi Israel Calcalist melaporkan, setelah pemerintah Spanyol membatalkan kesepakatan senjata dengan Rafael, industri pertahanan Israel mengkhawatirkan adanya negara-negara lain yang ikut menangguhkan kesepakatan dalam upaya menekan Israel agar mengakhiri perang di Gaza.

Selain itu, terjadi stagnasi berkelanjutan dalam memajukan kesepakatan baru senilai miliaran dolar.

Baca Juga: Daftar Kebohongan Netanyahu di Sidang Umum PBB

Surat kabar itu menjelaskan, volume kesepakatan pertahanan yang dibatalkan Spanyol dalam beberapa bulan terakhir dengan Rafael dan Elbit Systems berjumlah sekitar €600 juta (senilai Rp11,7 triliun).

Surat kabar itu mencatat pekan lalu, Kementerian Pertahanan Spanyol membatalkan kontraknya dengan Rafael untuk membeli puluhan sistem Lightning 5, yang memungkinkan penargetan bom udara-ke-udara dari jarak 100 kilometer, dengan nilai lebih dari €200 juta (Rp3,9 triliun).

Dalam beberapa bulan terakhir, Spanyol juga membatalkan kesepakatan pembelian rudal anti-tank Spike  dari Rafael dengan nilai total sekitar €250 juta (Rp4,8 triliun).

Sementara itu, perusahaan tersebut membatalkan kesepakatan rudal Pulse senilai sekitar €700 juta (Rp13,6 triliun) dengan Elbit Systems dan dua perusahaan lokal.

Baca Juga: Resolusi 181 Dosa PBB terhadap Palestina

Porsi Elbit dalam kesepakatan tersebut sekitar 20%, setara dengan sekitar €140 juta (Rp2,7 triliun).

Awal tahun ini, kesepakatan amunisi senjata ringan senilai jutaan euro dengan anak perusahaan Elbit juga dibatalkan.

Menurut surat kabar tersebut, pembatalan kesepakatan senjata merupakan salah satu dari beberapa upaya yang dilakukan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez terhadap Israel, dengan permusuhan yang jelas, dalam upaya untuk menekan Israel agar mengakhiri perang di Gaza.

Embargo senjata yang diberlakukan dalam beberapa pekan terakhir mencegah kapal-kapal yang membantu upaya perang Israel berlabuh di pelabuhan-pelabuhan Spanyol dan melarang ekspor berbagai bahan mentah, sehingga memaksa perusahaan-perusahaan Spanyol untuk mencari pemasok lain di seluruh dunia.

Baca Juga: Sidang Umum PBB, Antara Harapan Kemanusiaan dan Kenyataan yang Menyakitkan

Akhir pekan lalu, Spanyol dan Italia mengirim kapal perang untuk mengawal Armada Global Sumud Flotilla, yang meninggalkan pelabuhan Barcelona pada akhir Agustus dan berusaha untuk menerobos blokade laut di Gaza.

Italia dan Spanyol mengumumkan mereka akan mendampingi armada tersebut setelah para pesertanya melaporkan serangan pesawat tak berawak, dan beberapa kapal rusak.

Seorang pejabat senior di industri pertahanan Israel mengatakan kepada surat kabar Calcalist bahwa ia berharap setelah perang, mereka akan kembali membeli senjata Israel.

Surat kabar itu mengatakan bahwa selain pembatalan kesepakatan, industri militer Israel prihatin dengan stagnasi berkelanjutan dalam menyelesaikan kesepakatan baru senilai miliaran dolar.

Baca Juga: Investasi Abadi: Menabung Kebaikan, Menuai Surga

Resesi ini telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan kelanjutannya dapat menyebabkan penutupan jalur produksi,lanjut laporan.

Para manajer pengadaan dan pengambil keputusan di kementerian pertahanan dan militer asing, yang mengadakan diskusi informal dengan para pejabat senior Israel, mengaitkan pembekuan tersebut dengan opini publik yang anti-Israel. Dalam upaya mencegah keresahan internal dan menghindari pengambilan keputusan yang memerlukan penjelasan, mereka mencari alternatif.

Sebuah sumber mengatakan, jika situasi saat ini berlanjut sedikit lebih lama,maka akan terlihat penurunan ekspor pertahanan pada tahun 2026, dan itu akan menjadi pukulan hebat pada 2027.

Catatan menyebutkan, pada 2024, senjata senilai $14,8 miliar (Rp288,8 triliun) terjual, setengahnya dikirim ke Eropa. Tetapi  isolasi global Israel yang berkelanjutan dapat berdampak negatif pada volume ekspor di tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Ayo Ramaikan IIBF 2025, Surga Buku dan Inspirasi dari Berbagai Negara

Pejabat senior Israel mendesak Presiden AS Trump agar menghentikan perang di Gaza, untuk bisa menyelamatkan perekonomian Israel. Jika tidak, Israel akan semakin terisolasinya. Karena tidak ada negara yang mau berbisnis dengan negara yang dilanda perang. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Harapan Sekjen PBB: Pilih Perdamaian dan Kerja Sama daripada Kekacauan

Rekomendasi untuk Anda