Pembebasan Al-Aqsha, Belajar dari Shalahuddin Al-Ayyubi

Oleh: , Aktivis Aqsa Working Group () Bandung, Jawa Barat

Masjidil Aqsha merupakan bagian dari tanda-tanda keagungan Allah. Masjidil Aqsha juga merupakan salah satu situs bersejarah yang diutamakan oleh syariat Islam.

Masjidil Aqsha masjid terpenting bagi umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Dalam sejarahnya, ada peristiwa penting yang dikenal oleh umat Islam yang menyatukan dua masjid utama, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha, dalam perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Peristiwa tersebut merupakan perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  ketika mendapatkan wahyu Allah yang memerintahkan untuk menunaikan shalat lima waktu.

Masjidil Aqsha terletak di Kota Al-Quds atau Yerusalem, Palestina, yang hingga saat ini dijajah oleh zionis Israel. Zionis semakin menjadi, sehingga kesucian dari Masjid itu ternodai, dan aktivitas keluar masuk Muslim Palestina berlangsung di bawah tekanan.

Pasukan pendudukan pun melakukan penindasan semena-mena, bahkan kepada anak-anak dan perempuan sekalipun. Segala macam cara dilakukan untuk merebut tanah Palestina, dan mengusir para Muslim Palestina, agar pergi dari tanah kelahirannya.

Satu hal yang jelas, selama Al-Aqsha masih dalam penjajahan, selama itu pula umat Muslim tidak akan berhenti untuk berjuang. Ini karena kawasan Al-Aqsha dan sekitarnya merupakan tanah yang diberkahi oleh Allah.

Hal ini antara lain tertera di dalam Al-Qur’an. Salah satunya dalam Surat Saba ayat 18 :

وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَّقَدَّرْنَا فِيْهَا السَّيْرَۗ سِيْرُوْا فِيْهَا لَيَالِيَ وَاَيَّامًا اٰمِنِيْنَ

Artinya : “Dan Kami jadikan antara mereka (penduduk Saba’) dan negeri-negeri yang Kami berkahi (Syam), beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di negeri-negeri itu pada malam dan siang hari dengan aman.”

Selain tanah yang diberkahi oleh Allah, kawasan Al-Aqsha juga merupakan buminya para Nabi yang diwarisi risalah tauhid. Karena itu, umat Islam-lah yang berhak atas peninggalan itu, dengan tidak lengah untuk mempertahankan serta berjuang melawan zionis hingga kemenangan itu Allah datangkan.

Salah satu bentuk perlawanan dan perjuangan itu, kita bisa belajar dari Panglima Muslim . Ini seperti terungkap dalam Bedah Buku “Masjidil Aqsha Tanggung Jawab Seluruh Umat Islam”, di Masjid Imaduddin Graha HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Bandung, Sabtu, 11 Juni 2022. Buku tersebut merupakan karya Imaam Yakhsyallah Mansur dan Ustadz Ali Farkhan Tsani (penerbit AWG, Maret 2022).

Adapun kunci sukses Shalahuddin Al-Ayyubi dalam iru, terangkum dalam sembilan hal :

  1. Menjaga kebersihan hati

Sukses dalam beribadah salah satunya dengan menjaga hati kita, lisan dan perbuatan kita dari hal yang sia-sia.

Dalam hal ini kita harus senantiasa berusaha berniat untuk mendapatkan keridhoan Allah, yakni niat yang lurus untuk istiqamah dalam membela Al-Aqsha.

Karena ketika hati sudah sepenuhnya kepada Allah, maka sangat mudah bagi Allah mengabulkan doa hambanya.

  1. Menjaga shalat malam

Kewajiban sebagai seorang Muslim adalah menjaga shalat lima waktu. Di sisi lain ,Allah juga memberikan amalan-amalan sunnah, yang jika dikerjakan mendapatkan pahala.

Ibadah pada malam hari termasuk amalan yang berat. Bagaimana tidak, saat kebanyakan orang sedang lelap dalam tidurnya, kita harus bangun pada sepertiga malam terakhir demi melaksanakan shalat Tahajud.

Dari shalat Tahajud ini jugalah akan mendapatkan pahala yang besar dan perilaku yang terpuji disisi Allah. Ada pun janji Allah kepada orang yang mendirikan shalat malam, Allah akan mengabulkan doanya.

Seperti disebutkan di dalam hadits, yang artinya, “Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.” (HR Muslim).

  1. Menjalin ukhuwah dengan kaum muslimin

Sikap yang wajib dimiliki setiap muslim adalah menjalin ukhuwah Islamiyyah, terutama dengan yang sama-sama memperjuangkan Al-Aqsha.

Umat bisa terpecah-belah karena tidak adanya persatuan. Ukhuwah Islamiyyah inilah yang menghantarkan hubungan persaudaraan semakin harmonis, bisa hidup rukun, sebagai bentuk pendekatan diri kita juga kepada Allah karena sudah menjadin dengan Muslim lainnya.

Ada pun pilar ukhuwah terdiri dari : Ta’aruf (saling mengenal), Tafahum (saling memahami), Ta’awuf (Saling menolong), Takaful (saling memikul resiko), dan Itsar (berusaha mendahulukan kepentingan orang lain).

Dalam hal ini, Allah menegaskan di dalam ayat:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah seraya berjamaah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah kamu akan nikmat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah akan mempersatukan kamu lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Al-Imran: 103)

  1. Menumbuhkan kecintaan terhadap Tiga masjid

Masjid merupakan rumah Allah, tempat yang paling nyaman di mana di dalamnya didatangi oleh orang-orang yang mau melaksanakan ibadah shalat, baca Qur’an, atau pun aktivitas lain yang dapat menumbuhkan keimanan, serta ketaqwaan seseorang.

Masjid juga tempat yang terjaga kesucian dan kebersihannya, seperti tiga masjid yang harus kita cintai, yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsha.

Ketiga masjid tersebut merupakan masjid yang sangat istimewa karena di Masjidil Haram terdapat Baitullah (rumah Allah) yakni Ka’bah, di Masjid Nabawi terdapat makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan di Masjid Al-Aqsha merupakan buminya para Nabi.

  1. Mempersiapkan segala kemampuan

Setiap manusia Allah berikan kelebihan dan keistimewaan yang berbeda. Maka dari itu, penting bagi kita untuk selalu belajar dan memahami potensi diri yang dapat membawa manfaat untuk umat kelak.

Potensi yang membuat kita semakin dekat dengan Allah, yang membuat kita tidak lupa bahwa tujuan akhir kita nanti adalah akhirat.

Itu semua perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana ayat mengingatkan :

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

Artinya: “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).” (QS Al-Anfal: 60).

  1. Mempelajari kekuatan musuh

Sifat yang bisa kita diteladani dari Shalahuddin Al-Ayyubi adalah ia terbiasa hidup mulia, berlatih berburu, melempar panah, dan belajar menunggang kuda. Karena itu semua dapat membantu pada saat pertempuran dalam memimpin pasukan, serta bisa menyelesaikan masalah dengan bijak.

Shalahuddin juga dikenal sangat cermat menghitung kekuatan musuh, sehingga dapat diantisipasi dengan berbagai upaya menghadapinya.

  1. Menanamkan rasa optimisme

Yakinkan kepada seluruh kaum Muslimin bahwa Al-Aqsha dapat kita raih dengan optimisme. Bukankah sudah janji Allah juga bahwa Al-Aqsha akan menang di tangan kaum Muslimin. Maka dari itu marilah terus bersemangat dalam jihad membela Al-Aqsha.

  1. Mempersiapkan kader

Mempersiapkan generasi sangatlah panting, seperti menyiapkan anak-anak muda untuk berjihad, menumbuhkan semangat dalam upaya pembebasan serta mampu mensyiarkannya. Dari generasi mudalah (syubban dan fatayat) kemenangan ini akan diraih.

Demikianlah. beberapa kunci sukses yang bisa kita praktikkan dalam upaya pembebasan Al-Aqsha, belajar dari  jejak perjuangan Shalahuddin Al-Ayyubi. Insya-Allah. Al-Aqsha Haqquna !!! (A/dev/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.