Jenewa, 12 Jumadil Awwal 1436/3 Maret 2015 (MINA) – Dekan American Institute of Human Rights, Mustafa Ansari mengatakan, pembelaan Washington terhadap Israel di Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah ‘pembelaan konyol’.
“Presentasi yang dibawakan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry sebelum putusan dari Dewan HAM secara hukum adalah konyol,” katanya Press Tv melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Menurutnya, rezim Tel-Aviv sering mengeluarkan keputusan yang tidak berprikemanusiaan. Hal itu disampaikannya satu jam setelah Menteri Luar Negeri John Kerry membela Israel di Dewan HAM di Jenewa.
“Apa yang Israel lakukan adalah genosida klasik, salah satu elemen genosida adalah melihat kelompok etnis tertentu dan sengaja membunuh mereka,” tuturnya.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri John Kerry tetap membela Israel yang dituduh melakukan kejahatan perang oleh Dewan HAM PBB meski hubungan kedua negara tengah memburuk.
Kerry menegaskan, investigasi terhadap Israel harus dilakukan dengan objektif, netral, dan tidak satu pihak serta tidak mengandung bias. Hasil investigasi PBB akan dilaporkan pada 23 Maret mendatang.
Kerry sendiri tiba di Jenewa pada Ahad (1/3) malam untuk berunding dengan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif. Dalam negosiasi itu, Amerika Serikat berupaya untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sejumlah sanksi ekonomi.
Selain bertemu dengan Zarif, Kerry juga akan berpidato di depan Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk membela Israel melawan bias internasional terhadap negara Yahudi tersebut.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
“Sikap kami adalah selalu membela Israel dan melindungi kepentingan Israel di Dewan Hak Asasi Manusia PBB,” kata Kerry dalam sebuah pernyataan.
Lebih lanjut, menurut keterangan pejabat Amerika Serikat itu, Washington berupaya sekuat tenaga untuk menggagalkan setiap upaya lanjutan setelah laporan PBB disiarkan.
PBB sendiri saat ini memang tengah melakukan penyelidikan atas konflik di Gaza pada pertengahan tahun lalu yang menewaskan lebih dari 2.100 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, 67 tentara Israel, dan enam warga sipil Israel. PBB berniat untuk mencari tahu kejahatan perang yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang berkonflik. (T/P011)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah