Bandung, 10 Rajab 1435/9 Mei 2014 (MINA) – Direktur Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), Amin Haedari menegaskan, guru agama harus dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk membuat proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) lebih menarik dan dapat memotivasi siswa untuk mendalami ajaran agama.
“Pembelajaran PAI harus menarik dan menyenangkan. Sekarang ini, penggunaan ICT dalam pembelajaran PAI adalah keharusan. Selain menguasai materi, guru juga dituntut menguasai teknik pembelajaran berbasis ICT,” kata Amin Haedari saat membuka Workshop Penguatan PAI SMK berbasis ICT di Bandung, Kamis (8/5) malam.
Menurutnya, sekolah adalah rumah kedua bagi peserta didik, dan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah memegang peran penting dalam pembentukan moral mereka. Diakui ICT hanyalah sarana, namun fungsinya untuk menunjang pembelajaran cukup vital.
“ICT memang bukan tujuan utama, namum pembejaran yang menyenangkan itu perlu penggunaan ICT,” terang Amin.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Dikatakan, pembelajaran yang menarik itu penting, karena akan memotivasi minat belajar siswa terhadap Pendidikan Agama Islam. Jika minat belajar siswa tinggi, maka PAI tidak akan menjadi second study dalam pendidikan di sekolah.
“Ini penting diketahui mengingat ada penelitian yang menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Islam belum menjadi prioritas belajar anak di sekolah,” kata Amin.
“Kita akan ubah minat siswa terhadap pelajaran agama menjadi prioritas utama,” tambahnya seperti dilaporkan website Kemenag yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Workshop Penguatan PAI SMK berbasis ICT dihadiri perwakilan guru SMK dari 33 provinsi seluruh Indonesia. Kepada mereka, Amin berulangkali mengingatkan agar pembelajaran PAI bisa dilakukan secara menarik, sehingga bisa meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Amin menambahkan, di tengah hilangnya jati diri bangsa dan memudarnya karakter bangsa yang terjadi di Idonesia, agama menjadi penting sebagai pondasi bagi siswa. Bagaimanapun, siswa-siswa ini pada saatnya akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan. Oleh karena itu, siswa harus didik dengan agama yang kuat, agar suatu saat mereka dapat merubah bangsa Indonesia lebih baik.
Untuk itu, Amin berharap pola penyampaian pelajaran agama dapat dilakukan dengan cara modern, seperti penggunaan ICT. Guru harus meninggalkan cara-cara tradisional dalam pembelajaran.
“Tidak zamannya lagi pembelajaran dilakukan secara tradisional, tapi sudah harus menggunakan ICT,” pungkasnya. (T/P07/ )
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri