Yerusalem, MINA – Untuk pertama kalinya dalam sejarah Israel, mandat untuk membentuk koalisi pemerintahan diserahkan ke tangan Knesset (parlemen Israel), yang oleh Presiden Reuven Rivlin sebut “masa kegelapan dalam sejarah” negara Yahudi itu.
Rivlin pada Kamis (21/11) menyampaikan kepada Ketua Knesset Yuli Edelstein pemberitahuan resmi bahwa mandat Benny Gantz untuk membentuk pemerintahan telah berakhir, demikian Times of Israel melaporkan.
Gantz yang memimpin koalisi Blue and White telah menyatakan menyerah, sama halnya dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya.
Jika 60 anggota parlemen menandatangani dukungan mereka kepada seorang sesama Anggota Knesset untuk membentuk koalisi dalam 21 hari ke depan, orang itu akan diberi tugas untuk melakukannya dan mendapatkan 14 hari untuk bersumpah dalam pemerintahan. Jika tidak, negara itu akan kembali kepada pemilu yang ketiga kali.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
“Ini adalah masa kegelapan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Negara Israel,” kata Rivlin kepada Edelstein dalam sebuah upacara di Residence Presiden di Yerusalem.
Untuk kedua kalinya dalam setahun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu gagal membentuk pemerintahan setelah mendapat mandat dari presiden.
Ini membuat pesaingnya Benny Gantz membuka kesempatan untuk menjadi perdana menteri. Namun peluang mantan panglima IDF ini juga tidak pasti, pasalnya tidak ada yang meraih mayoritas parlemen untuk membentuk kabinet, membuat kebuntuan politik Israel yang sudah mengalami tiga kali pemilu dalam setahun. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)