Jakarta, MINA – Perusahaan-perusahaan e-commerce dan asuransi terkemuka Indonesia bersama Kadin Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan World Logistics Council (WLC) untuk mendigitalisasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui platform ekonomi digital inovatif.
Siaran pers Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan yang diterima di Jakarta, Selasa (30/7), menyebutkan, dengan berbasis MoU tersebut ke depan platform ekonomi digital yang inovatif diharapkan dapat meningkatkan perdagangan Indonesia sebesar USD 156 miliar dan menciptakan 11 juta lapangan kerja.
Penandatanganan MoU itu sendiri dilaksanakan di Jakarta pada 25 Juli 2019 oleh Kresna Group melalui unit asuransinya, PT Asuransi Kresna Mitra Tbk (IDX: ASMI), PT Bukalapak, Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan, dan WLC.
Platform ekonomi digital yang inovatif itu akan diluncurkan melalui program “Asia Benchmark Trade Lane” (BTL), sebuah program pengembangan ekonomi nyata yang akan mencapai tingkat efisiensi dan kemakmuran ekonomi, terutama bagi segmen UKM.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Berbagai inovasi unik teknologi platform ini akan diluncurkan oleh konsorsium terbesar, termasuk 70 perusahaan teknologi, perdagangan, finansial, dan asuransi terkemuka dunia dengan pendapatan hampir mendekati USD1,2 triliun dan menyerap lima juta tenaga kerja.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto, menyambut baik adanya penandatanganan Nota Kesepahaman dengan WLC untuk mendigitalisasi UKM melalui platform ekonomi digital yang inovatif.
Menurut Yugi, kolaborasi dengan World Logistics Council itu akan mendukung program Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan dalam mendigitalisasi “supply chain” (rantai pasokan) perikanan Indonesia.
Sementara itu Michael Steven, Founder Kresna Group menyatakan gembira dapat mengambil bagian dalam memberdayakan UKM dan mitra dagang mereka melalui inisiatif ekonomi digital yang selaras dengan salah satu upayanya dalam meningkatkan efisiensi “supply chain”, khususnya di bidang kelautan dan agrikultur.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Melalui bisnis asuransi dan digital yang kami miliki, kami akan terlibat penuh dalam membantu nelayan dan petani dalam menjual produk mereka misalnya, serta membuka lebih banyak peluang melalui digitalisasi,” katanya.
Sedangkan dari sudut pandang asuransi, menurut Michael platform ekonomi digital akan memberdayakan industri asuransi dengan menyediakan rangkaian layanan e-Insurance yang komprehensif, termasuk “smart contract” yang terintegrasi penuh dengan ekosistem e-Commerce, e-Finance, dan jasa e-Logistik.
Ekosistem ini memberikan transparansi dan visibilitas bisnis “real-time” (data seketika) yang lebih besar dengan mengurangi risiko penjaminan emisi, transaksi, dan pemulihan asset.
Pada kesempatan terpisah, Fajrin Rasyid selaku CoFounder dan President Bukalapak menyampaikan apresiasinya atas keikutsertaan Bukalapak di WLC.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
“Kerjasama ini tentunya juga akan mempermudah langkah terobosan Bukalapak dalam memperkenalkan produk-produk asli Indonesia dari para UMKM ke pasar internasional, salah satunya dengan meningkatkan layanan dan inovasi fitur BukaGlobal,” kata Fajrin.
Platform ekonomi digital akan diimplementasikan melalui program Asia BTL selama 12 bulan, dimulai pada 2020 melalui jalur perdagangan tertentu yang menghubungkan pelaku “Business to Business” (B2B) Indonesia dengan mitra dagangnya secara global. Adapun implementasi awal direncanakan akan memasukkan Indonesia dan India.(L/R01/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng