Jakarta, 11 Rabi’ul Akhir 1438/10 Januari 2017 (MINA) – Pemerintah bertekad untuk meningkatkan pelayanan air bersih dan sanitasi di beberapa wilayah Indonesia melalui sinergi pedayagunaan harta wakaf, zakat infak, sedekah (ZIS), dan dana sosial keagamaan lainnya.
Kurangnya air bersih dan sanitasi merupakan salah satu penyebab buruknya akses kesehatan di Indonesia, hal itu juga menjadi faktor banyaknya balita pada masyarakat miskin yang mengalami situasi dimana pertumbuhannya yang kerdil (stunting).
“Fokus penyediaan air bersih dan sanitasi kita adalah di daerah yang banyak terjadi stunting atau kekerdinal pada balita, seperti wilayah timur, Sumatera, dan Jawa. Kita harus mengatasi ini,” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Bambang Brojonegoro kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jakarta, Selasa (10/1).
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama antara Kementerian PPN/Bappenas, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Amil Zakaf Nasional (BAZNAS), Badan Wakaf Indonesia (BWI) juga dilaksanakan di gedung Bappenas Menteng, Jakarta Pusat, untuk sinergi agar program mensejahterakan rakyat miskin ini bisa berjalan dengan baik.
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Muhyiddin Junaedi dalam sambutan acara penandatanganan MoU mengatakan, Indonesia merupakan negara yang kaya akan air, namun banyak masyarakat yang sebagian besar umat muslim tidak bisa menikmati air bersih, menurutnya, itu seakan seperti berdosa tidak membantunya.
“MUI menyambut baik adanya program ini, saudara kita bisa kita bantu secara maksimal. Insya-Allah kami akan berkomitmen untuk melaksanakan kesepakatan-kesepakatam ini dilapangan dengan sentuhan agama, karena dalam islam semua yang kita lakukan dalam ibadah juga berkaitan dengan air, seperti wudhu,” ujarnya.
Dikesempatan yang sama, Badan Wakaf Indonesia (BWI) juga mengaku bersedia ikut serta dalam mensejahterakan masyarakat miskin di Indonesia, Ketua BWI Slamet Riyanto mengatakan, dengan potensi wakaf yang luar biasa, program peningkatan layanan air bersih dan sanitasi ini juga sejalan dengan program kerja BWI.
“Mindset masyarakat soal dana wakaf perlu dirubah, selama ini hanya dikenal dengan tanah kuburan atau mushola saja, aset luar biasa wakaf belum digali secara maksimal, seperti program yang akan kita bangun ini juga berkaitan, kita bangun demi kepentingan masyatakat,” kata Riyanto.
Baca Juga: Bulog: Stok Beras Nasional Aman pada Natal dan Tahun Baru
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai badan resmi pemerintah dalam mengelola dana ZIS juga mendukung program ini, sebagai pemberdayaan zakat secara baik dan tepat sasaran, dan transparan. Menurut Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo yang juga berbicara dalam acara itu mengatakan, program ini juga berguna agar para muzaki memiliki kepercayaan dan segera malaksanakan zakat.
Ia menambahkan, zakat juga memiliki peran dalam program PBB yakni Sustainable Development Goals (SDGs) dimana setiap negara berkomitmen untuk membangun dan mensejahterakan negaranya dengan program berkelanjutan yang memiliki 17 point, dalam hal ini, pemberdayagunaan zakat dinilai tepat dalam memuluskan program tersebut.
“Program ini juga mengundang bagi para muzaki untuk berzakat melalui badan resmi, lalu disalurkan dengan cara yang baik, kredibel, akuntabel dan efektif, betul-betul mengenai sasaran, mengentaskan kemiskinan dan membebaskan masyarakat miskin dari permasalahannya salah satunya air bersih dan sanitasi,” ujarnya. (L/R08/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)