Doha, MINA – Pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban dimulai dengan upacara pembukaan pada Sabtu (12/9) di sebuah hotel di Doha.
Hadir dalam upacara Abdullah Abdullah, Ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, Wakil Pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Al Jazeera melaporkan.
Negosiasi, di mana kedua pihak yang bertikai akan duduk berhadapan untuk pertama kalinya, akan dimulai pada Senin (14/9).
“Saya percaya bahwa jika kita saling membantu dan dengan jujur bekerja untuk perdamaian, penderitaan yang sedang berlangsung di negara ini akan berakhir,” kata Abdullah.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Sementara Baradar mengulangi tuntutan kelompoknya agar negara tersebut mengadopsi “sistem Islam”.
“Kami ingin Afghanistan menjadi negara yang merdeka dan maju, dan harus memiliki bentuk sistem Islam, di mana semua warganya melihat diri mereka tercermin,” ujarnya.
Pompeo, pada bagiannya, mengatakan kepada pihak Afghanistan bahwa “pilihan sistem politik masa depan Anda, tentu saja, adalah milik Anda” saat ia mendesak mereka untuk “merebut kesempatan” untuk mengamankan perdamaian.
Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad mengatakan meskipun pembicaraan meningkatkan harapan agar perang berakhir di negara itu, tantangan tetap ada.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Ini adalah fase baru dalam diplomasi untuk perdamaian di Afghanistan,” kata Khalilzad.
Tim negosiasi Afghanistan termasuk lima perwakilan perempuan yang akan memikul tanggung jawab untuk membela dan melindungi hak-hak perempuan.
Pemerintah Afghanistan mendukung sistem politik demokrasi saat ini, sementara Taliban ingin menerapkan kembali versi hukum Islamnya sebagai sistem pemerintahan negara. (T/RS2/RI/1)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Mi’raj News Agency (MINA)