Islamabad, 21 Jumadil Akhir 1438/20 Maret 2017 (MINA) – Pembicaraan Perjanjian Air Indus (IWT) antara delegasi India dan Pakistan berlangsung di Islamabad hari ini (20/3) setelah ditunda selama enam bulan lamanya.
Sepuluh anggota delegasi India pada Ahad berangkat ke Pakistan untuk melakukan pertemuan Komisi Indus Permanen (PIC). Delegasi ini terdiri PIC India P K Saxena, pejabat Kementerian Urusan Luar Negeri dan ahli teknis.
Sumber pemerintah New Delhi mengatakan bahwa India “selalu terbuka” untuk membahas dan menyelesaikan masalah dengan Pakistan yang memiliki proyek-proyek di bawah IWT, demikian Greater Kashmir memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Namun, sumber yang berbicara kepada Press Trust of India (PTI) dengan status anonim itu, juga menegaskan bahwa “tidak ada kompromi” dalam mengeksploitasi hak India karena berdasarkan pakta selama 57 tahun.
Agenda pertemuan tersebut tertunda hampir enam bulan setelah India memutuskan untuk menangguhkan pembicaraan setelah terjadinya serangan militan di Uri, Negara Bagian Jammu dan Kashmir yang belum diselesaikan.
Pemerintah Pakistan telah kerap kali menyatakan keprihatinannya atas desain dari lima proyek pembangkit listrik tenaga air India seperti di Pakal Dul (1000 MW), Ratle (850 MW), Kishanganga (330 MW), Miyar (120 MW) dan Hilir Kalnai (48 MW) yang semuanya sedang dibangun dan direncanakan di lembah Sungai Indus. Menurut Pakistan, proyek itu melanggar perjanjian.
Perjanjian Air Indus (IWT) adalah perjanjian distribusi air antara India dan Pakistan yang ditengahi oleh Bank Dunia. Perjanjian tersebut ditandatangani di Karachi pada tanggal 19 September 1960 oleh Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dan Presiden Pakistan Ayub Khan. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)