Tunis, MINA – Pertemuan para delegasi Libya pada pembicaraan Kamis (12/11) yang dipimpin PBB di Tunis, Tunisia, membahas kekuatan pemerintah transisi bersatu yang diusulkan, kata PBB, saat meningkatkan upaya untuk mengakhiri perang saudara di negara mereka.
Utusan sementara PBB Stephanie Williams mengatakan kepada wartawan pada Rabu malam, pertemuan di negara tetangga itu telah menghasilkan peta jalan awal untuk “menyelenggarakan pemilihan presiden dan parlemen yang bebas, adil, inklusif dan kredibel,” yang juga mencakup langkah-langkah untuk menyatukan lembaga.
Pembicaraan itu melibatkan 75 delegasi yang dipilih oleh PBB untuk mewakili institusi yang ada dan keragaman masyarakat Libya, Asharq Al-Awsat melaporkan.
Pembicaraan Tunisia yang dibangun di atas ketenangan yang relatif di lapangan, bertujuan menciptakan peta jalan menuju pemilihan umum dan menunjuk pemerintah sementara untuk mengawasi masa transisi.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Pemerintah akan dituntut menyediakan layanan vital bagi negara yang dilanda perang, krisis ekonomi, dan pandemi virus corona.
Pembicaraan Tunis mengikuti gencatan senjata yang disetujui Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) dan Tentara Nasional Libya (LNA) bulan lalu di Jenewa.
PBB juga mengadakan pertemuan komisi militer gabungan dengan lima perwakilan dari masing-masing pihak di dekat garis gencatan senjata di Sirte. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20