Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PEMBINA AL-FATAH: PENDIDIKAN DAPAT SELESAIKAN PROBLEMATIKA MASYARAKAT

Admin - Kamis, 11 Juni 2015 - 00:41 WIB

Kamis, 11 Juni 2015 - 00:41 WIB

513 Views ㅤ

Imaamul Muslimin, Yakhsyallah Mansur sedang memberikan tausiyah pada acara penutupan pendampingan sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al Fatah (10/6)
Imaamul Muslimin, <a href=

Yakhsyallah Mansur sedang memberikan tausiyah pada acara penutupan pendampingan sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al Fatah (10/6)" width="300" height="241" /> Pembina Utama Pesantren Al-Fatah se-Indonesia KH.Yakhsyallah Mansur,MA memberikan tausiyah pada acara penutupan pendampingan sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Rabu (10/6)

Bogor, 23 Sya’ban 1436/ 10 Juni 2015 (MINA) – Pembina Utama Pondok Pesantren Al-Fatah se-Indonesia, KH Yakhsyallah Mansur,MA mengatakan, pendidikan dapat menyelesaikan problematika di tengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat maju dan berkembang.

“Masyarakat akan maju jika pendidikannya baik, jika pendidikannya baik akan menciptakan generasi yang kuat dan baik, maka inilah pentingnya kita memperbaiki sistem pendidikan yang lebih baik lagi,” kata Yakhsyallah pada acara penutupan pendampingan sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/6).

Ia menjelaskan, dasar pendidikan itu harus dibentuk sejak dini agar mendapatkan generasi Islam yang berkahlakul karimah, cerdas dan mandiri, dan ini memerlukan peran orang tua dan guru yang selalu memperhatikan anak-anaknya.

“Kami berharap agar program ini bisa diratakan ke seluruh sekolah sehingga setiap sekolah juga bisa merasakan pendampingan sekolah yang baik,” tambahnya.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

KH Yakhsyallah Mansur, yang juga Penasihat Sekolah Tinggi Shuffah Al-Quran Abdullah bin Mas’ud Online, menambahkan ada tiga tipe guru dalam mendidik anak, tipe pertama guru nyasar yaitu guru yang tidak memiliki potensi mengajar dan belum ada ilmunya tapi ia mengajar dengan keterbatasan ilmu yang ia miliki. Tipe kedua adalah guru bayar, yaitu guru yang hanya mengajar jika dibayar jika tidak maka ia tidak mengajar. Tipe guru ketiga adalah guru sadar yaitu guru yang menyadari perannya sebagai guru tidak hanya mengajar saja tapi juga harus bisa mendidik.

“Maka kita harus menjadi tipe guru yang sadar dan berkualitas yang bisa mendidik anak-anak muridnya, jangan hanya sekedar mengajar saja tanpa mendidik dan hanya jadi guru bayaran, “ ujarnya.

Dari pendampingan sekolah tersebut ada tiga siswa terpilih sebagai juara dalam menulis, yaitu Aisya Selvira Putri (Kelas 5A), Fakhri Widad (Kelas 5A) dan Nafilah Hasanah (kelas 6B). Karya tulisan mereka juga telah dimuat di majalah Islam Tsaqofah.

Program pendampingan pendidikan, sejak 26 November 2014, kerjasama antara Yayasan Al-Fatah dengan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa, untuk program pendidikan sekolah.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Program tersebut memiliki target memperbaiki manajemen sekolah dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan pendampingan itu, nantinya  menjadi model dalam peningkatan prestasi akademik dan non-akademik.

Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa memiliki enam tema kekhasan yang dikembangkan seperti sekolah Beranda Indonesia, Sekolah Berwawasan Lingkungan, Sekolah Berdaya, Sekolah Cerdas Literasi, Sekolah Literasi Aplikatif dan Sekolah Unggul.

Pada 20 Desember 2014 lalu, Madrasah Ibtidaiyah Al Fatah Cileungsi, Bogor telah meluncurkan program pendampingan sekolah bekerjasama dengan Dompet Dhuafa dan CIMB Niaga Syariah. (L/P005/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda