Khartoum, 24 Dzulhijjah 1437/26 September 2016 (MINA) – Pembina Utama Yayasan Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Indonesia K.H. Yakhsyallah Mansur,MA, melakukan kunjungan kepada Duta Besar RI untuk Sudan & Eritrea Burhanuddin Badruzzaman di KBRI Khartoum, Ahad (25/9) sore waktu setempat.
Didampingi beberapa mahasiswa Alumni Al-Fatah yang sedang melakukan studinya di Sudan, Yakhsyallah mengatakan, perkembangan sistem pendidikan di Indonesia, di antaranya penguatan sistem Pondok Pesantren dan menjadikan Indonesia sebagai pusat kajian Islam seluruh dunia.
Sementara itu, Dubes Burhanuddin mengatakan bahwa Islam di Indonesia patut dicontoh dan diakui serta menjadi kiblat bagi umat Islam di seluruh dunia terutama dengan toleransinya, laporan Koresponden Kantor Berita Islam MINA di Sudan, Sidik Mustaqim.
“Terlihat bagaimana wujud toleransi umat Islam terhadap kelompok lain, juga teladan ulama-ulama karismatik terdahulu seperti Syaikh Alfadani dari Padang dan lainnya,” ujar diplomat yang pernah bertugas di Suriah, Mesir, dan Dubai itu.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Menurutnya, umat Islam di Timur Tengah memerlukan figur yang bisa menjadi panutan bagi umat. Apalagi saat ini, ketika konflik peperangan terus terjadi ini di berbagai negara Islam.
“Inilah tantangan kita saat ini, terutama alumni Timur Tengah agar bisa mengubah itu semua demi menuju kesatuan Islam yang utuh serta menghilangkan sekat-sekat antar sesama muslim di berbagai aspek,” ujarnya.
Yakhsyallah Mansur, dalam sepekan kunjungannya juga mengadakan kunjungan ke berbagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi, Lembaga Zakat dan lembaga Tahfidz Al-Quran yang ada di Sudan. (L/K06/P4/P011-P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza