Gaza, MINA – Pejabat Uni Eropa menyatakan, adaya komisaris permanen dari Uni Eropa untuk memantau penyeberangan perbatasan Rafah adalah sesuai dengan kesepakatan tahun 2005.
Pejabat media Uni Eropa Shadi Othman mengatakan kepada Kantor Berita Mesir MENA bahwa “Kesepakatan (Palestina) 2005 dapat mengontrol para pihak terkait dan semua pihak sepakat mengenai hal ini,” demikian Kantor Berita Palestina Al-Ray yang dikutip MINA, Kamis (26/10)
“Beberapa jam hari Rabu delegasi Uni Eropa terdiri dari 12 anggota di Jalur Gaza melalui Perlintasan Beit Hanoun berbatasan dengan wilayah jajahan Israel untuk memeriksa perbatasan Rafah dengan Mesir Rabu kemarin, sesuai dengan permintaan Kepala Komisi Keamanan Uni Eropa,” kata Othman.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Kepala Komisi Keamanan Uni Eropa Keneth Din juga telah bertemu dengan pejabat di Otorita Palestina (PA) dan pejabat Israel untuk membahas masa depan penyeberangan dan mekanisme operasi perlintasan tersebut.
Kepala gerakan Hamas di Gaza Yahya Sinwar telah mengumumkan sebelumnya bahwa gerakannya akan menyerahkan pengelolaan persimpangan kepada pemerintah bersama Palestina dalam waktu sepekan, tepatnya pada 31 Oktober 2017.
Namun, Othman mengatakan bahwa belum ada waktu yang tepat ditentukan untuk membuka kembali persimpangan Rafah, menegaskan bahwa masalah ini memerlukan pengaturan logistik.
Jalur Gaza dan Rafah telah dikendalikan oleh Hamas sejak pengambilalihan daerah kantong yang terblokade tersebut pada Juli 2007 lalu.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Namun, setelah penandatanganan perjanjian rekonsiliasi intra-Palestina yang disponsori Mesir di Kairo pada 12 Oktober 2017, Hamas setuju untuk menyerahkan kendali Gaza kepada pemerintah Ramallah yang dipimpin oleh Rami Hamdallah.
Hamas juga setuju untuk menyerahkan penyeberangan Rafah, perlintasan utama bagi dua juta penduduk Gaza, kepada pemerintah bersama Palestina dengan Mesir dan di bawah pengawasan Uni Eropa. Personil dari Uni Eropa yang diperkirakan akan memantau pergerakan warga Palestina di persimpangan.
Mesir membuka persimpangan selama beberapa hari setiap tiga atau empat bulan, membuat perjalanan warga Gaza ke dunia luar hampir sulit. Namun, begitu pemerintah bersama Palestina mengambil alih dengan kehadiran pemantau Uni Eropa, persimpangan diperkirakan akan dibuka setiap hari.
Sementara itu, kunjungan diplomatik beberapa komisi Eropa dari beberapa negara ke Jalur Gaza banyak dilakukan akhir-akhir ini untuk menindaklanjuti proyek negara mereka atau untuk membahas proses perdamaian di Timur Tengah.
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Ada tiga titik penyeberangan utama dari Jalur Gaza yakni Persimpangan Erez sebelah utara Gaza dan Penyeberangan Karni sebelah timur hanya digunakan untuk pergerakan muatan menuju daerah jajahan Israel dan penyeberangan Rafah di selatan Gaza menuju Mesir. Titik persimpangan kargo lainnya adalah perbatasan Karem Shalom yang melintasi perbatasan dengan Mesir dan perbatasan Sufa sebelah utaranya.
Penyeberangan sangat penting bagi peningkatan perekonomian Jalur Gaza dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari penduduk. Penutupan penyeberangan dianggap sebagai hukuman kolektif bagi semua orang yang tinggal di daerah kantong kecil yang terblokade itu. (T/R01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”