Tepi Barat, MINA – Pasukan penjajah Israel menculik Nasser al-Lahham, Direktur Kantor Al Mayadeen di Palestina yang diduduki pada Senin (7/7) dini hari dalam sebuah penyerbuan di rumahnya di Beit Lahm, selatan Tepi Barat.
Menurut sumber lokal, penculikan ini disertai aksi perusakan. Tentara penjajah Israel menerobos masuk ke rumah al-Lahham, merusak perabotan, serta menyita ponsel pribadi milik al-Lahham dan anggota keluarganya.
Penculikan tersebut langsung memicu kecaman luas dari kalangan politik dan media Palestina. Aktivis politik Palestina, Sinan Shaqdeh, mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa “penangkapan jurnalis Nasser al-Lahham memiliki beberapa makna penting, terutama sebagai upaya menargetkan Jaringan Al Mayadeen yang menyuarakan narasi berbeda dan menantang versi Israel terkait genosida yang sedang berlangsung di Gaza.”
Penangkapan ini merupakan bagian dari kampanye sistematis Israel dalam membungkam jurnalis dan operasi media di wilayah Palestina yang diduduki.
Baca Juga: Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), Skema Baru AS-Israel untuk Usir Penduduk Gaza
Pada akhir Oktober 2023, pasukan Israel juga pernah menggerebek rumah al-Lahham, menyerang istri dan anak-anaknya, melakukan penggeledahan intensif, serta menahan dua putranya, Basil dan Basel.
Sementara itu, koresponden Al Mayadeen, Hanaa Mahamid, terus menerima ancaman berulang kali dari otoritas Israel dalam upaya menekan pemberitaan independen dari wilayah pendudukan.
Pemerintah Israel memperbarui larangan operasi Al Mayadeen, menyita peralatan siaran, dan memblokir situs web jaringan tersebut sebagai bagian dari tindakan keras terhadap media di tengah genosida yang terus berlangsung di Jalur Gaza serta serangan luas di Tepi Barat.
Juru bicara Gerakan Fatah, Munther al-Hayek, menyebut kepada Al Mayadeen bahwa penangkapan al-Lahham bertujuan menekan kebebasan pers dan menakut-nakuti para jurnalis.
Baca Juga: Tak Hanya Membunuh, Israel Jarah Puing Gaza untuk Dijual
Al-Hayek menambahkan, “Apa yang dilakukan Israel di wilayah Palestina terjadi dengan lampu hijau dari Amerika Serikat.”
Ia juga menekankan bahwa liputan media independen tentang pembantaian yang dilakukan Israel di Gaza telah membuat pemerintahan Netanyahu gelisah, sehingga memicu penggunaan taktik represif dan intimidatif. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Seruan BRICS untuk Gencatan Senjata dan Penarikan Israel dari Gaza