Ankara, 16 Rabi’ul Awwal 1437/27 Desember 2015 (MINA) – Kematian pemimpin oposisi Suriah Zahran Alloush dilihat sebagai pukulan besar yang mengancam proses dialog perdamaian.
Peringatan muncul terhadap para pemimpin sementara oposisi yang mengomandani kelompok pemberontak lainnya dan lawan-lawan politik rezim Suriah yang juga bisa ditargetkan dalam pembunuhan.
Alloush selaku pemimpin kelompok oposisi Jaysh Al-Islam, tewas pada Jumat (15/12) dalam serangan udara yang diklaim oleh pasukan pemerintah Suriah.
“Mereka membunuh seorang pria yang akan memainkan peran penting di Suriah,” kata Ahmad Tumah, pemimpin oposisi yang ditunjuk sebagai Perdana Menteri.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Kematian Zahran (Alloush) bisa menyebabkan pembunuhan lebih yang menargetkan komandan oposisi terkemuka dan politisi,” kata Tumah kepada wartawan Al-Jazeera, Hashem Ahelbara, Sabtu (26/12) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Alloush dianggap sebagai pemimpin yang kredibel dan karismatik yang diharapkan bisa menyatukan berbagai kelompok oposisi Suriah. Pada saat kematiannya, dia dilaporkan memerintahkan sebanyak 20.000 pejuang “mainstream” Suriah.
Tumah menuduh pemerintah Presiden Bashar Al-Assad mengalihkan perhatian dari “perjuangan untuk hak politik dan melawan tirani” kepada pertarungan melawan Islamic State (ISIS), yang katanya adalah perhatian utama masyarakat internasional.
Tumah juga mengatakan, ia masih berniat untuk menghadiri pembicaraan damai di Jenewa, Swiss, pada bulan Januari. Ia menegaskan, Assad tidak harus berperan dalam masa depan Suriah.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Dalam pernyataan terpisah, Koalisi Nasional untuk Revolusi dan Pasukan Oposisi Suriah, sebuah organisasi payung pimpinana Tumah, mengutuk pembunuhan Alloush yang digambarkannya sebagai “kemenangan yang jelas untuk terorisme dan ISIS”.
Kelompok Jaysh Al-Islam dilaporkan telah memilih Issam Al Buwidani sebagai penerus Alloush. (T/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata