Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembunuhan Nasrallah Picu Eskalasi Politik dan Keamanan di Kawasan

Ali Farkhan Tsani Editor : Bahron Ansori - Ahad, 29 September 2024 - 19:47 WIB

Ahad, 29 September 2024 - 19:47 WIB

31 Views

Hassan Nasrallah (Alraees News)

Pembunuhan Sekretaris Jenderal Hezbollah Lebanon Hassan Nasrallah, Sabtu (28/9/2024) dapat memicu wilayah Timur Tengah memasuki fase baru eskalasi politik, militer dan keamanan di Kawasan. Eskalasi tersebut berdampak besar pada kebijakan internal negara dan aliansi negara-negara.

Peristiwa ini diperkirakan akan memengaruhi poros perlawanan untuk memperluas perang regional, serta kekuatan yang mendukung normalisasi dengan Israel.

Pembunuhan terjadi beberapa jam setelah pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di PBB.

Netanyahu berbicara bahwa militernya terus menyerang target-target Hezbollah yang didukung Iran di Lebanon selatan.

Baca Juga: Perang Mu’tah dan Awal Masuknya Islam ke Suriah

Menteri Luar Negeri Israel sehari sebelumnya menolak seruan global untuk gencatan senjata dengan kelompok Hezbollah, dan malah melanjutkan serangan udara yang telah menewaskan ratusan orang di Lebanon, termasuk Hassan Nasrallah yang menjadi korban serangan.

Israel berulang kali mengklaim serangannya merupakan haknya untuk membela diri. Sementara Amerika Serikat dan negara-negara Barat menutup mata terhadap kejahatan Israel yang sedang berlangsung terhadap Palestina dan lainnya di wilayah tersebut.

Menurut Dr. Abdel Hadi, pengamat politik Timur tengah, mengatakan kepada Al Jazeera, perkembangan terbaru mungkin menjadi katalis untuk mempertimbangkan kembali posisi politik negara-negara yang bergerak menuju normalisasi dengan Israel.

Apakah mereka akan tetap berada di jalur mereka untuk normalisasi? Atau apakah pasca pembunuhan Nasrallah, tokoh penting di kawasan, yang memiliki proksi ke Iran, akan memaksa negara-negara untuk mempertimbangkan kembali kebijakannya?

Baca Juga: Selamatkan Palestina, Sebuah Panggilan Kemanusiaan

Rosemary Kilanik, Direktur Program Timur Tengah di Defense Priorities Foundation, mengatakan, pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah, dalam serangan udara Israel di Lebanon jarang menyebabkan runtuhnya organisasi mana pun. Apalagi organisasi yang sudah berpengalaman, mapan, dan luas, seperti Hezbollah.

Kematian Nasrallah justru semakin memperumit upaya Amerika Serikat untuk menegosiasikan gencatan senjata antara Israel dengan Hezbollah untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

Namun, menurut Dr. Abdullah Baabood, dari Malcolm Kerr Carnegie Middle East Center, Iran belum tentu akan menanggapi secara langsung.

“Iran akan cenderung menghindari melakukan ini dengan cara apa pun. Mereka memahami bahwa Netanyahu ingin melibatkan mereka, sehingga mendorong mereka ke dalam konflik terbuka atau perang terbuka dengan Amerika Serikat dengan memperluas ruang lingkup konflik,” ujarnya. Dikutip dari Swissinfo.

Baca Juga: Malu Kepada Allah

Kelompok Jihad Islam Palestina menanggapi terbunuhnya Nasrallah dalam pernyataannya, pasukan perlawanan di Lebanon, Palestina dan seluruh wilayah akan membuat Zionis membayar harga atas kejahatannya dan akan menderita kekalahan lebih cepat lagi.

Pemimpin Hamas Sami Abu Zuhri menegaskan, pembunuhan Hassan Nasrallah tidak akan berhasil mematahkan tekad perlawanan menghadapi Zionis sampai pendudukan akan kalah.

Menurut Brigadir Jenderal Ismail Ayoub, seorang analis militer, percaya bahwa serangan Israel yang menargetkan komandan senior Hezbollah mungkin merupakan awal dari eskalasi besar.

Ayoub mengatakan pada TV Suriah bahwa Hezbollah mungkin tidak ragu untuk menggunakan gudang senjata roketnya yang besar sebagai tanggapan, membuat kemungkinan eskalasi militer hampir pasti.

Baca Juga: Palestina Memanggilmu, Mari Bersatu Hapuskan Penjajahan

Ayoub menambahkan, Israel dapat mempersiapkan operasi darat di Lebanon selatan, sebuah langkah yang berisiko tetapi mungkin merupakan kebutuhan jika hal-hal berkembang lebih jauh.

Ayoub percaya Hezbollah, meskipun mengalami kerugian dalam kepemimpinannya, akan menggunakan serangan ini untuk memberikan tanggapan kuat yang akan menjadi pertempuran eksistensial.

Dia menambahkan kemungkinan eskalasi tidak akan terbatas pada front selatan saja, tetapi dapat mencakup operasi ofensif kualitatif di dalam wilayah Israel. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Korupsi, Virus Mematikan yang Hancurkan Masyarakat, Ini Pandangan Islam dan Dalilnya!

Rekomendasi untuk Anda

Kolom