Bandung, MINA – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar) , Herman Suryatman, bersama jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) melakukan kunjungan resmi ke Pusat Pencegahan Gempa Bumi Shizuoka, Jepang, pada Selasa (15/10).
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk mempelajari dan mengadopsi strategi mitigasi bencana yang diterapkan di Prefektur Shizuoka, salah satu daerah paling rawan gempa di Jepang, namun dikenal dengan kesiapsiagaannya yang luar biasa dalam menghadapi bencana.
Dalam kunjungan tersebut, Herman Suryatman menyampaikan apresiasi terhadap fasilitas edukasi bencana yang dikembangkan Pemerintah Prefektur Shizuoka.
Menurutnya, fasilitas tersebut berperan besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait bencana alam.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
“Di sini, kami mendapatkan gambaran komprehensif mengenai penanganan bencana gempa bumi. Mulai dari memahami penyebab hingga mekanisme gempa, serta langkah-langkah antisipatif yang harus diambil. Edukasi dan simulasi yang diberikan sangat penting dalam upaya mitigasi dan pengurangan dampak bencana,” tutur Herman.
Kunjungan ini juga memberikan kesempatan kepada Pemda Jabar untuk mempelajari tiga prinsip utama mitigasi bencana di Prefektur Shizuoka.
Pertama, mengenali gempa bumi, masyarakat diajarkan untuk memahami karakteristik dan dampak gempa.
Kedua, persiapan, atau melatih masyarakat untuk siap menghadapi bencana, baik secara individu maupun dalam komunitas.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Ketiga, tindakan saat bencana, yakni melakukan langkah-langkah tepat guna mengurangi risiko dan korban jiwa.
Setelah mengunjungi Pusat Pencegahan Gempa Bumi, delegasi Jabar melanjutkan pertemuan resmi dengan perwakilan Pemerintah Prefektur Shizuoka di kantor pusat.
Herman Suryatman beserta timnya diterima oleh Tamura Chiyo, Asisten Direktur Divisi Strategis Manajemen Krisis, dan Suzuki Yumi, Asisten Direktur Prefektur Shizuoka.
Diskusi yang berlangsung membahas penguatan kolaborasi dalam mitigasi bencana antara kedua wilayah.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
“Kita banyak belajar dari Prefektur Shizuoka, terutama mengenai bagaimana kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai komponen daerah menjadi kunci keberhasilan mitigasi bencana. Kesiapsiagaan adalah tanggung jawab bersama,” papar Herman.
Suzuki Yumi menambahkan, Prefektur Shizuoka memiliki teknologi informasi yang mumpuni dalam mitigasi bencana.
Ia berharap pengetahuan ini dapat diterapkan di Jawa Barat untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
“Kami berharap dapat berbagi teknologi dan pengetahuan terkait mitigasi bencana dengan Jawa Barat agar masyarakat di sana lebih tanggap terhadap ancaman bencana,” ujar Yumi.
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Plh. Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Anne Hermadianne Adnan, yang juga ikut dalam pertemuan tersebut menyampaikan, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari Shizuoka sangat relevan bagi Jawa Barat.
Menurutnya, potensi bencana di Jawa Barat memiliki kesamaan dengan Shizuoka, sehingga strategi kesiapsiagaan yang diterapkan di Jepang dapat diadopsi.
“Kami akan mendorong kesadaran masyarakat agar senantiasa siap dan waspada terhadap potensi bencana di wilayah Jawa Barat,” ujar Anne.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, Herman Suryatman menegaskan komitmen Pemda Jabar untuk memperkuat kerja sama dengan Prefektur Shizuoka.
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan
Terutama dalam aspek edukasi masyarakat dan pengembangan teknologi informasi terkait mitigasi bencana.
“Kami berkomitmen membawa pengalaman dari Shizuoka ke Jawa Barat untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Ini merupakan langkah strategis yang akan memberikan manfaat besar bagi kedua wilayah,” kata Herman.
Kunjungan ini menegaskan pentingnya hubungan strategis antara Pemprov Jabar dan Prefektur Shizuoka yang selama ini telah terjalin melalui program sister province.
Kolaborasi ini diharapkan dapat semakin memperkuat kerja sama dalam bidang pendidikan, teknologi, dan mitigasi bencana yang telah berlangsung selama tujuh tahun. []
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Mi’raj News Agency (MINA)