Washington, MINA – Amerika Serikat sedang berusaha untuk mengevakuasi warga Amerika dan Afghanistan di bandara Kabul, tetapi dibatasi oleh rintangan mulai dari pos pemeriksaan Taliban bersenjata hingga masalah dokumen.
Taliban memberi tenggat waktu hingga 31 Agustus, membayangi puluhan ribu orang yang masih harus diterbangkan dari negara yang kacau balau itu, Nahar Net melaporkan.
Pejuang Taliban dan pos pemeriksaan mereka mengepung bandara, menjadi hambatan utama bagi warga Afghanistan yang takut bahwa pekerjaan mereka di masa lalu dengan orang Barat menjadikan mereka target utama pembalasan.
Ratusan warga Afghanistan yang tidak memiliki surat-surat atau izin untuk evakuasi juga berkumpul di luar bandara, menambah kekacauan.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Namun, meski sejumlah warga Afghanistan memiliki surat-surat dan janji-janji penerbangan, itu tidak membantu karena banyak pejuang Taliban tidak bisa membaca dokumen.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan di Washington, 6.000 orang telah diizinkan untuk dievakuasi pada Kamis (19/8) dan diperkirakan akan naik penerbangan militer dalam beberapa jam mendatang. Sekitar 2.000 penumpang diterbangkan setiap dua hari terakhir, kata Juru Bicara Pentagon John Kirby.
Kirby mengatakan, militer memiliki pesawat yang tersedia untuk mengevakuasi 5.000 hingga 9.000 orang per hari, tetapi hingga Kamis jauh lebih sedikit pengungsi yang diizinkan masuk bandara.
Kirby mengatakan kepada wartawan, upaya sedang dilakukan untuk mempercepat pemrosesan, termasuk menambahkan petugas konsuler Departemen Luar Negeri untuk memverifikasi dokumen orang Amerika dan Afghanistan yang berhasil sampai ke bandara. Gerbang masuk tambahan telah dibuka, katanya.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Namun, pada tingkat saat ini akan sulit bagi AS untuk mengevakuasi semua orang Amerika dan Afghanistan yang memenuhi syarat untuk dievakuasi pada 31 Agustus.
Presiden Joe Biden mengatakan pada hari Rabu, dia akan memastikan tidak ada orang Amerika yang tertinggal.
Dari sekitar 2.000 orang yang diterbangkan dari bandara dalam 24 jam yang berakhir Rabu pagi, hampir 300 adalah orang Amerika, kata Kirby.
Anggota parlemen AS diberitahu Kamis pagi bahwa 6.741 orang telah dievakuasi sejak 14 Agustus, termasuk 1.762 warga negara Amerika dan pemegang Kartu Hijau, menurut dua pembantu kongres. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj News Agency (MINA)