Banda Aceh, MINA – Pemerintah Aceh membuka dua Posko Siaga Wabah Virus Corona masing-masing di Dinas Sosial (Dinsos) Aceh, Banda Aceh, dan di Kantor Penghubung Aceh di Jakarta, mulai Ahad (26/10).
Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani, sesuai arahan Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT., Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Aceh melaporkan.
Posko siaga itu untuk meningkatkan koordinasi antar lembaga dalam mengambil sikap yang diperlukan dalam membantu warga Aceh yang masih tinggal di Kota Wuhan, atau kota-kota lain di Tiongkok.
“Anak-anak kita di Kota Wuhan maupun yang masih di kota-kota lainnya di China bisa mengabarkan kondisinya, dan begitu kondisi memungkinkan mereka segera kita fasilitasi pulang ke Aceh,” ujarnya.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Selain itu, masyarakat dapat memperoleh informasi dari petuas Posko Siaga di Banda Aceh via HP 081370113666 (Bani, dari Dinas Sosial). Sedangkan Posko Siaga di Kantor Penghubung Aceh, Jakarta, melalui 085246073030 (petugas Said Marzuki).
Saifullah juga menghimbau masyarakat-masyarakat, terutama yang memiliki kerabat di Kota Wuhan, agar berkoordinasi dengan Posko Siaga Pemerintah Aceh untuk memperoleh informasi yang benar, dan tidak panik bila mendapat informasi yang belum pasti kebenarannya.
Pemerintah Aceh akan melakukan upaya terbaik bagi pelajar Aceh yang masih tinggal di Kota Wuhan, dan masyarakat diminta untuk berdoa agar anak-anak Aceh di negeri Tiongkok itu berada dalam keadaan baik, sehat, dan aman.
“Terkait Virus Corona yang mewabah di Wuhan, China, Plt Gubernur Aceh menginstruksikan semua Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) terkait untuk bersiaga,” katanya.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Saifullah juga menjelaskan bahwa PLT Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah MT dan Kepala Dinas Sosial Aceh, Drs. Alhudry, MM terus melakukan koordinasi dengan Kedutaan Indonesia di China dan dengan masyarakat Aceh, terutama yang saat ini masih tinggal di Kota Wuhan.
PLT Gubernur Aceh juga sudah berkomunikasi dengan Alfi salah satu mahasiswa di Kota Wuhan, China. Kepada Alfi, PLT Gubernur menyampaikan bahwa keduabelas mahasiwa Aceh di sana berada dalam pantauan pemerintah Aceh.
Berdasarkan laporan Alfi, ada 12 orang mahasiswa Aceh di Wuhan. Keduabelas mahasiswa tersebut yaitu:
1. Fadil (Aceh Utara) – CCNU
2. Siti Mawaddah (Sigli)
3. Alfi Rian (Aceh Utara) – WUT
4. Ory Safwar (Banda Aceh) – CCNU
5. Siti sahara (Aceh Tenggara) – WHUT
6. Hayatul (Lhoksemawe) – HUST
7. Maisal (Aceh Besar) – HUST
8. Jihadullah(Banda Aceh) – WHU
9. Ita Kurniawati (Nagan Raya) – WHU
10. Agus (Sabang) – Zhongnan
11. Intan Maghfirah (Banda Aceh) – JISU CC
12. Sapriadi (Meulaboh) – JISU CC
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Sementara itu, Mahasiswa Aceh di Tiongkok di luar Kota Wuhan terdapat 11 orang, yakni:
1. Muhammad Sahuddin (Aceh Barat) – NNU Nanjing
2. Desi (Banda Aceh) – CC Changchun
3. Yuliafitria-Nanchang University
4. Rizki Rinanda (Aceh Besar), Tianjin
5. Fiqhi Nahdhiah Makhmud (Aceh Tengah) – ZJNU, Jinhua
6. Putri Kumala Rizki Rani (Aceh Besar) – Xuzhou, Jiangsu
7. Nadlia Ariyati-ZJNU, Jinhua, Zhejiang
8. Aisyah Protonia Tanjung-ZJNU, Jinhua, Hangzhou
9. Geunta (Aceh Utara) – JISU – Changchun
10. Mirna (Aceh Tengah) – BIT – Beijing
11. Ulfi Maulida (Banda Aceh) – Beijing.
(R/R12/RS2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon