PEMERINTAH BURMA : ISU ROHINGYA TAK DIBAHAS DI KTT ASEAN

Myanmar, 13 Rajab 1435/12 Mei 2014 (MINA) – U Aung Htoo, pejabat senior Kementerian Luar Negeri Myanmar, mengatakan, yang sedang berlangsung di negara itu, tidak membahas masalah dalam negeri Myanmar, sesuai dengan prinsip ASEAN yang  tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara-negara anggota-nya.

“Jadi kami tidak membahas organisasi kerjasama islam atau isu Rohingya karena ini adalah urusan internal negara”. Katanya, seperti dilaporkan Rohingya News Agency dikutip MINA (Mi’raj Islamic News Agency), Senin.

Dia juga menambahkan bahwa tidak ada cukup waktu di pertemuan regional itu untuk membahas semua masalah yang dihadapi 10 anggota ASEAN.

Myanmar yang jadi tuan rumah KTT ASEAN ini, sekarang menduduki posisi sebagai pemimpin ASEAN yang dijabat secara bergilir antara sesama negara anggota.

Di fihak Myanmar sendiri, sekitar 140.000 Muslim telah dipaksa meninggalkan rumah mereka di negara bagian Rakhine karena bentrokan dengan Budha Rakhine selama dua tahun terakhir. Banyak dari mereka sekarang tinggal di kamp-kamp pengungsi di negara bagian Rakhine tanpa akses ke layanan kesehatan yang memadai.

Kelompok bantuan internasional, banyak yang memberikan bantuan kemanusiaan dan kesehatan bagi penduduk Muslim, diusir dari Rakhine pada akhir Maret setelah operasi mereka menjadi sasaran massa yang marah.

Myanmar telah menegaskan bahwa masalah ini adalah masalah internal, meskipun ribuan Muslim yang melarikan diri negara bagian Rakhine dengan perahu dan mendarat di negara tetangga Thailand, Bangladesh dan Malaysia.

Lainnya menjadi korban perdagangan manusia yang terus berjatuhan di antara negara-negara Asia Tenggara.

Pada tanggal 9 Mei , sehari sebelum  KTT ASEAN dua hari berlangsung, media pemerintah Malaysia melaporkan bahwa sekitar 100 Muslim dianggap dari Myanmar telah tiba di negara itu dengan perahu dan ditahan oleh pasukan keamanan .

Juru bicara Pemerintah Myanmar U Ye Htut , yang juga Deputi Menteri Informasi, mengatakan, keraguan bahwa kelompok itu dari Myanmar. Dia juga mengatakan orang-orang dari negara lain, terutama Bangladesh, menggunakan konflik di negara bagian Rakhine untuk mendapatkan status pengungsi di negara-negara lain dengan mengklaim mereka adalah Muslim Rohingya dari Myanmar.

“Banyak dari mereka yang tiba di Malaysia, ketika  ditanyai oleh petugas-petugas dari Kedutaan Besar Myanmar, tidak dapat menjelaskan dari daerah mana di Rakhine mereka berasal. (T/P010/IR)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Admin

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0