Banda Aceh, MINA – Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur bersama dengan organisasi internasional seperti UNHCR dan IOM, terus berupaya memberikan bantuan dan mencari solusi jangka panjang bagi para pengungsi Rohingya di wilayahnya.
Namun, tantangan dalam hal fasilitas penampungan, keamanan, dan integrasi sosial masih menjadi pekerjaan yang perlu diselesaikan mendesak, demikian informasi diterima MINA, Ahad (2/2).
Masyarakat setempat tetap menunjukkan sikap solidaritas dan kemanusiaan terhadap para pengungsi, serta mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan organisasi terkait dalam menangani krisis ini.
Pada 29 Januari 2025, sebanyak 76 pengungsi Rohingya terdampar di Pantai Leuge, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Mereka terdiri dari 40 laki-laki, 32 perempuan, dan 4 balita.
Baca Juga: Pemerintah Keluarkan Kebijakan Baru Distribusi Gas 3 kg
Setelah dievakuasi, para pengungsi ditempatkan di kamp penampungan sementara di Lapangan Sepakbola Seuneubok Rawang, Kecamatan Peureulak Timur.
Kondisi di kamp penampungan tersebut masih sangat sederhana. Para pengungsi tinggal di tenda-tenda darurat yang didirikan di atas lapangan sepakbola.
Mereka bergantung pada bantuan dari pemerintah setempat dan organisasi kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.[]
Baca Juga: Ribuan Kitab Hadis Kini Bisa Diakses di Elipski Kemenag, Ini Caranya!
Mi’raj News Agency (MINA)