PEMERINTAH DIMINTA TIDAK TERLAMBAT DISTRIBUSIKAN BUKU K13

acara  7th Bogor Islamic Book Fair 2014 dengan tema ' Talkshow: Belajar dengan kurikulum 2013, OK atau KO bersama Qurrata Aini Parenting Center (QAPC), dengan Eman Sulaeman, Kepala SDIT Ummul Qura dan Tri Sari, Guru Matematika SMAN 03 Bogor, Kamis (2/10).
Islamic Book Fair 2014 ketujuh bertema ‘ Belajar dengan , OK atau KO , (foto: MINA).

Bogor, 8 Dzul hijjah 1435/2 Oktober 2014 (MINA) – Kepala SDIT Ummul Quro, Bogor, Eman Sulaeman mengatakan, pengadaan buku kurikulum 2013 (K13) dan pendistribusiannya untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia tidak terlambat lagi.

“Siswa sangat membutuhkan buku panduan, apalagi jika kurikulum baru yang diterapkan. Tentunya buku sangat berharga bagi siswa dan guru,” kata Eman dalam acara Bogor Islamic Book Fair 2014 ketujuh bertema “Belajar dengan kurikulum 2013, OK atau KO” bersama Qurrata Aini Parenting Center (QAPC), Kamis.

“Sekolah menerima dana bos dari pemerintah, walaupun dana tersebut bisa dialokasikan untuk pembelian buku, tapi hal itu akan memangkas kebutuhan lainnya.  Dana BOS tidak dapat memenuhi semua kebutuhan siswa, itu harus dibagi dengan biaya operasional lainnya,” jelasnya.

orang tua harus dapat beradaptasi dengan kurikulum 2013 (K 13) yang telah ditetapkan pemerintah. Ia menekankan perlunya kerjasama antara sekolah dan orangtua.

“Perubahan kurikulum adalah suatu hal yang alami dan mesti dilakukan, terlebih dalam pendidikan untuk mengevaluasi sistem kurikulum sebelumnya,” kata Eman pada

Ia menjelaskan, landasan utama K13 merupakan pengembangan strategi untuk meningkatkan keseimbangan antara pengetahuan, kemampuan dan sikap siswa. Orangtua juga jangan khawatir, penambahan jam belajar pada anak akan melatih mereka lebih mandiri dengan tugas-tugasnya.

“Kita harus melihat hasilnya dulu, jika ada perubahan yang baik maka kita dukung,” tambahnya.

Pada acara yang sama, Guru Matematika SMAN 03 Bogor, Tri Sari P mengatakan, kurikulum yang lama banyak melahirkan generasi pemenang olimpiade namun belum pada penekanan moralnya, hanya pada kemampuan pengetahuannya saja.

“Kurikulum sebelumnya penekanan hanya pada nilai siswa saja tapi bukan pada sikap atau kejujuran siswa itu mengerjakan soal ujian, tapi kami harapkan pada K 13 ini semua juga bisa dinilai dengan seimbang antara kemampuan, pengetahuan dan sikapnya,”paparnya.

“Pendidikan yang utama adalah di rumah, maka orang tua juga berperan penting bersama-sama untuk membantu pengembangan dalam pendidikan anak dan di lingkungannyam,” katanya.

Ia menekankan, orang tua jangan menambah beban anak di luar kemampuannya tapi harus melalui pendekatan dan saling menasehati dengan memberikan pemahaman mana hal yang pantas dan tidak.

“Selalu dampingi anak-anak ketika ia mengerjakan tugas sekolah dan menggunakan sarana teknologi seperti internet” ujarnya.

“Guru sebagai penentu keberhasilan K13, tapi orang tua juga sebagai pelengkapnya yang mendukung anak-anaknya di rumah” tambahnya. (L/P005/P007/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0