Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PEMERINTAH GAGAS BANK INFRASTRUKTUR SYARIAH

Rana Setiawan - Selasa, 14 April 2015 - 16:58 WIB

Selasa, 14 April 2015 - 16:58 WIB

588 Views

Sukuk (Foto: Halaltimes)
<a href=

Sukuk (Foto: Halaltimes)" width="300" height="169" /> Sukuk (Foto: Halaltimes)

Jakarta, 15 Jumadil Akhir 1436/14 April 2015 (MINA) – Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia sedang menggagas Bank Infrastruktur Syariah atau Islamic Investment Infrastructure Bank yang berbasis sukuk pertama di dunia.

“Kami sedang berupaya mewujudkan Indonesia menjadi tuan rumah Islamic Investment Infrastructure Bank, bank insfraktruktur berbasis sukuk secara global,” kata Brodjonegoro saat membuka Seminar Nasional Ekonomi Syariah di Gedung Juanda I Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jakarta, Selasa (14/4).

Bambang Brodjonegoro mengatakan, potensi sukuk atau surat utang syariah merupakan instrumen sumber pembiayaan terutama pada proyek dan bisnis. Suku juga diharapkan bisa menjadi pendorong pengembangan industri keuangan syariah melalui penyediaan instrumen keuangan dan investasi sesuai syariah.

Menurut Bambang, Indonesia salah satu negara terkemuka di keuangan syariah terutama pada sukuk, pemerintah telah menerbitkan sukuk ritel dan sukuk global.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Keuangan syariah salah satu elemen penting dalam keuangan dan kestabilan keuangan dan pembangunan ekonomi Indonesia.

Pemerintah dapat mendorong suku sebagai instrumen utama dan investor, karena sukuk secara ilmiah dan regulasi sangat menguntungkan.

Sukuk juga dapat membantu mewujudkan pemerataan pendapatan hingga sektor bawah. Investor kecil misalnya, dapat ikut berpartisipasi dalam sukuk ritel.

Sementara Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah yang menjadi pembicara dalam seminar tersebut mengatakan, dalam situasi global, ekonomi Islam masih terus menunjukkan pertumbuhan. Pertumbuhan sektor perbankan Islam global sekitar 15%-20% pertahun selama 5 tahun terakhir.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Pelemahan ekonomi global mendorong asset investor untuk tetap menempatkan dana di asset yang aman di sukuk.

Halim mengatakan, perkembangan industri keuangan syariah global dalam dua dekade terakhir masih berlanjut tertutama dimotori oleh penerbitan sukuk. Berdasarkan negara penerbit, sukuk global masih didominasi oleh negara-negara muslim meskipun negara nonmuslim juga mulai berpartisipasi.

Perkembangan sukuk di Indonesia dimulai sejak 2002 dengan terbitnya Fatwa mui/">DSN-MUI. PT. Indosat merupakan penerbit pertama dengan skema Mudharabah untuk tujuan ekspansi bisnis. Pasar Sukuk di Indonesia meningkatkan signifikan sejak pemerintah menerbitkan Government Sukuk pada tahun 2008.

Seminar Ekonomi Syariah dengan tema “Integrasi Keuangan Syariah Menuju Stabilitas Keuangan dan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” digelar Kemenkeu bekerjasama dengan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI).

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Seminar tersebut dihadiri oleh para regulator yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjaminan Simpanan, juga kementerian serta lembaga terkait serta Asosiasi keuangan syariah seperti Masyarakat Ekonomi Syariah dan  Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (mui/">DSN-MUI)

Selain itu, para peserta yang hadir terdiri dari praktisi keuangan syariah yang berasal dari perbankan, asuransi, dan IKNB, serta organisasi keuangan internasional, analis, dan akademisi(L/R05/R03/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom
Khadijah