Baghdad, 9 Safar 1436/2 Desember 2014 (MINA) – Selama ini, pemerintah Irak telah membayar gaji sekitar 50.000 “tentara fiktif, terdaftar nama-namanya tetapi tidak ada wujudnya.
Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi telah memecat setidaknya 24 pejabat senior Kementerian Dalam Negeri terkait pembayaran gaji terhadap tentara fiktif yang menguras kas negara, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Abadi menegaskan hal tersebut adalah bentuk korupsi, dan dia akan melakukan tindakan keras untuk menuntaskan hal tersebut.
Dia mengaku sedih, pemerintah membayar gaji nama palsu pada saat negara tidak punya cukup uang.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
“Kami memiliki tentara yang berjuang dan dibunuh, sementara ada nama tentara “bohongan” yang menerima gaji,” keluhnya.
Ada 800.000 tentara di kemiliteran Irak, dan lebih setengah juta dari mereka adalah cadangan dan 300.000 tentara aktif yang bertugas.
Setiap prajurit aktif diberi gaji sekitar $ 600 per bulan, sementara 50.000 “tentara hantu” setidaknya dibayar $ 380 juta per tahun.
Sejak menjabat pada bulan September, Abadi telah memecat beberapa komandan militer dan pengumuman itu menunjukkan ia ingin mengatasi korupsi yang berlaku di bawah pendahulunya, Nouri Al-Maliki. (T/P001/R03)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza