Erbil, 21 Jumadil Awwal/19 Februari 2017 (MINA) – PM Irak Haider al-Abadi telah mengumumkan dilancarkannya sebuah serangan militer yang bertujuan merebut Mosul barat dari kelompok Negara Islam Irak dan Levant (ISIL/ISIS).
Polisi dan pasukan-pasukan kementerian dalam negeri Irak diperkirakan memulai tahap serangan mereka untuk mengambil alih kendali atas seluruh kota itu dengan bergerak dari bandara Mosul yang terletak di sisi selatan kota itu, menuju bagian barat sungai Tigris.
“Kami mengumumkan awal sebuah fase operasi militer. Kami datang ke Nineveh untuk membebaskan sisi barat Mosul,” kata Abadi di televisi. “Pasukan kami mulai membebaskan penduduk dari teror Daesh [ISIL].”
Wartawan Al Jazeeras Osama Bin Javaid yang melaporkan dari Erbil di utara Irak mengatakan, beberapa kelompok berbeda terlibat dalam serangan besar-besaran terhadap posisisi-posisi ISIL.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
“(Mosul) diserang dari sisi timur oleh pasukan-pasukan anti-terorisme, dari sebelah selatan oleh polisi Irak dan dari utara oleh tentara Irak serta pasukan-pasukan mobilisassi popular yang juga dikenal sebagai milisi Shiah,” kata Javaid sambil menambahkan bahwa sekitar 750.000 penduduk sipil diyakini masih terperangkap di barat Mosul.
Organisasi-organisasi bantuan khawatir atas eksodus besar-besaran warga yang belum pernah terjadi sebelum dimulainya serangan, yang berawal empat bulan lalu akibat desakan pemerintah ke arah timur, tetapi sebagian besar penduduk masih tinggal di rumah mereka.
Penduduk di tepi barat dilaporkan hidup dalam kondisi sulit dan dikuatirkan mereka sudah kekurangan makanan, akibat serangan yang diperkirakan terus berlangsung pada pekan-pekan bahkan bulan-bulan mendatang.
Pasukan udara Irak Sabtu (18/2) menyebarkan leaflet di barat kota Mosul yang memperingatkan bahwa sebuah serangan darat untuk mendesak para pemberontak, akan segera dilancarkan.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
“Bersiaplah untuk menyambut para anggota pasukan dan bekerja-samalah dengan mereka, pada saat saudara-saudara kalian di sisi kiri melakukan serangan, agar tidak terlalu banyak korban dan guna mempercepat serangan,” tulis salah satu leaflet itu.
Leaflet-leaflet lainnya memperingatkan para pemberontak ISIL “letakkan senjata dan menyerahlah”.
Kementerian Pertahanan mengumumkan bulan lalu bahwa ISIL telah sangat terdesak dari sisi timur Mosul, kota yang yang terbelah oleh sungai Tigris. Kemenhan kemudian menarik kembali pernyataannya dan terus melakukan serangan di beberapa tempat di timur Mosul.
Namun, lebih dari 46.000 orang yang melarikan diri dari Mosul ketika pertempuran berkobar, bisa kembali ke distrik-distrik di timur Mosul selama beberapa pekan lalu meskipun harus menghadapi serangan.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Sekalipun tepi barat Mosul agak lebih kecil daripada timur, pertempuran di sana diperkirakan lebih sulit bagi pasukan-pasukan pemerintah, terutama di jalan-jalan kecil Kota Tua.
“Mosul barat memiliki potensi yang lebih sulit, karena pertempuran dari rumah ke rumah,” kata Patrick Skinner, konsultan intelejen dari Soufan Group kepada kantor berita AFP.
Jalan-jalan di seputar kota bersejarah, termasuk masjid di mana pemimpin ISIL Abu Bakr al-Baghdadi melakukan satu-satunya penampilan publik pada Juni 2014, tidak akan bisa dilalui kendaraan-kendaraan militer dan pasukan penyerang pemerintah untuk mengusir ISIL karena membahayakan perang.
Desakan besar-besaran untuk merebut kembali Mosul, kubu utama ISIL di Irak, dilancarkan 17 Oktober yang didukung oleh serangan-serangan udara dari koalisi yang dipimpin Amerika Serikat. (RS1/P1)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan