Tel Aviv, MINA – Pemerintah Pendudukan Israel telah berkomitmen untuk membiayai penyerbuan Masjida Al-Aqsa oleh pemukim ilegal Israel, yang menandai pertama kalinya rezim Israel melakukan aksi provokatif, menurut laporan media lokal.
Siaran publik Israel KAN11 mengungkapkan Kantor Menteri “Heritage”, Amichai Eliyahu, seorang ekstremis yang dikenal karena sikap anti-Palestina-nya, akan mengalokasikan 2 juta NIS (sekitar $545.000) untuk proyek kontroversial ini yang dijadwalkan akan dilaksanakan dalam beberapa pekan mendatang. Demikian dikutip dari Almayadeen, Rabu (28/8).
KAN11 selanjutnya melaporkan Kementerian “Heritage” telah menghubungi Kementerian Kepolisian, yang dipimpin oleh Itamar Ben-Gvir yang berhaluan kanan ekstrem, untuk mendapatkan izin yang diperlukan dari polisi Israel, untuk penyerbuan yang didanai oleh para pemukim ke Al-Aqsa.
Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, mengutuk keputusan tersebut, dengan mengatakan itu adalah eskalasi yang berbahaya dan menyebutnya sebagai permainan api yang akan membawa wilayah tersebut ke perang agama.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Pengumuman ini menyusul pernyataan yang dibuat oleh Ben-Gvir pada hari Senin saat wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel, di mana ia menegaskan kembali kebijakannya untuk mengizinkan pemukim Israel melakukan ibadah di dalam Masjid al-Aqsa. Ben-Gvir menekankan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengetahui kebijakan ini sebelum pembentukan pemerintahan koalisi.
Sifat rencana yang menghasut ini diperburuk karena bertentangan dengan klaim berulang Netanyahu untuk mempertahankan status quo di Masjid al-Aqsa. Status quo, yang ditetapkan sebelum pendudukan Israel di bagian timur Al-Quds pada tahun 1967, menempatkan situs suci tersebut di bawah otoritas Wakaf Islam Al-Quds, yang berafiliasi dengan Kementerian Wakaf Yordania.
Namun, sejak tahun 2003, otoritas Israel telah mengubah pengaturan ini dengan mengizinkan pemukim memasuki Masjid al-Aqsa tanpa persetujuan dari Wakaf Islam, yang terakhir berulang kali menyerukan diakhirinya serangan ini.
Dalam eskalasi lebih lanjut, Ben-Gvir mengusulkan orang Yahudi memiliki hak untuk beribadah di Masjid al-Aqsa, bahkan mengusulkan pembangunan sinagog di dalam kompleks tersebut.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Penyerbuan berulang
Pernyataan Ben-Gvir muncul beberapa pekan setelah ratusan pemukim, termasuk menteri polisi Israel, menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan pasukan polisi pendudukan.
Departemen Wakaf Islam di Al-Quds melaporkan bahwa 2.200 pemukim menyerbu Masjid Al-Aqsa sejak pagi, memperingati hari “penghancuran kuil.”
Al Mayadeen melaporkan, para pemukim mengibarkan bendera entitas tersebut di dalam Masjid Al-Aqsa di Bab Al-Silsila sambil melakukan tur provokatif di dalam masjid suci tersebut.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Pada awal Juli, Ben-Gvir mendeklarasikan “kedaulatan” Israel atas Masjid al-Aqsa dalam pidatonya di acara “Pawai Bendera Hari Yerusalem”.
“Gunung Bait Suci adalah milik kita, Gerbang Damaskus adalah milik kita, biarkan seluruh dunia tahu itu,” katanya, seraya menambahkan, “Hari ini, menurut kebijakan saya, orang-orang Yahudi memasuki Kota Tua dengan bebas. Dan di Gunung Bait Suci orang-orang Yahudi beribadah dengan bebas. Kami katakan dengan cara yang paling sederhana, itu milik kita.”
Ben-Gvir telah memasukkan perubahan status quo di Masjid Al-Aqsa dalam rencana aksi formal Kementeriannya. Rencananya bertujuan mengubah status quo di Masjid dengan mengambil alih kendali situs tersebut dan mengizinkan akses bagi para pemukim Israel. []
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Mi’raj News Agency (MINA)