Tripoli, MINA – Pemerintah Libya mengatakan, pihaknya bersedia menerima gencatan senjata dalam pertempuran di sekitar ibu kota Tripoli selama Idul Adha yang dimulai hari Ahad (11/8), tetapi dengan beberapa syarat.
PBB telah menyerukan kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB dan pasukan Jenderal Khalifa Haftar untuk berkomitmen pada gencatan senjata kemanusiaan pada tengah malam Jumat (9/8).
Jumat malam, GNA mengatakan ingin meringankan penderitaan warga dan memungkinkan pekerja penyelamat menyelesaikan misinya, demikian Nahar Net melaporkan.
Di antara syarat yang GNA maksud adalah pertama, gencatan senjata harus “di semua zona tempur, dengan penghentian tembakan langsung dan tidak langsung serta pergerakan pasukan”.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Kedua, gencatan senjata harus mencakup “larangan penerbangan dan pengintaian di seluruh wilayah udara (Libya) serta penghentian penerbangan dari pangkalan udara”.
Tentara Nasional Libya yang dipimpin Haftar melancarkan serangan terhadap Tripoli sejak awal April.
Selama empat bulan terakhir, 1.093 orang telah tewas dalam pertempuran dan 5.752 terluka, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sementara lebih dari 120.000 orang telah mengungsi. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20