Manipur, MINA – Pemerintah Negara Bagian Manipur, India, mendeportasi sekitar 5.500 pengungsi Myanmar yang melarikan diri dari perang saudara dan mencari perlindungan di desa-desa perbatasan negara itu.
Ketua Menteri Negara Bagian Manipur, Nongthombam Biren Singh, mengatakan dalam unggahan Facebook tertanggal 8 Mei bahwa deportasi sekitar 5.500 “imigran ilegal” sedang berlangsung, meskipun ia tidak secara spesifik merujuk pada pengungsi Myanmar. Radio Free Asia melaporkan, Senin (20/5).
Dari jumlah itu, pihak berwenang telah mengumpulkan hampir 5.200 data biometrik, katanya.
Pemerintah India memiliki kebijakan untuk mengumpulkan sidik jari semua orang asing yang tinggal di India, termasuk pengungsi yang dianggap “imigran ilegal” untuk tujuan keamanan.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Ribuan warga sipil dari Negara Bagian Chin dan wilayah Sagaing, Myanmar, berbondong-bondong melintasi perbatasan India dan masuk ke Negara Bagian Manipur untuk menghindari konflik bersenjata antara pasukan junta dan pasukan pemberontak.
Sebanyak 60.000 warga sipil Myanmar lainnya dari Negara Bagian Chin telah melintasi perbatasan dan mencari perlindungan di Negara Bagian Mizoram, di selatan Manipur, menurut kelompok masyarakat sipil Chin di Myanmar dan pekerja bantuan.
Namun, pemerintah Mizoram memutuskan untuk tidak memulangkan pengungsi Chin sampai situasi di negeri asalnya stabil. Banyak etnis Mizo di Mizoram percaya bahwa mereka dan suku Chin berasal dari kelompok etnis yang sama.
Pengumuman Singh bertentangan dengan pernyataan Menteri Dalam Negeri India Amit Shah sebelumnya bahwa pemerintah tidak akan memulangkan para pengungsi sampai perdamaian pulih di Myanmar.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
India bukan negara penandatangan konvensi pengungsi PBB, yang menyatakan bahwa pengungsi tidak boleh dikembalikan ke negara dimana mereka menghadapi ancaman serius terhadap kehidupan atau kebebasan mereka. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel