Kairo, 12 Syawal 1434/18 Agustus 2013 (MINA) – Pemerintah Mesir membebaskan seorang wartawan koresponden kantor berita Anadolu Agency yang ditahan Jumat (16/8), saat meliput konflik antara pasukan keamanan Mesir dan demonstran anti kudeta dan bersembunyi di dalam sebuah masjid dekat Bundaran Ramsis Kairo.
Heba Zakaria yang melaporkan kebuntuan dari dalam Masjid Fath dibebaskan setelah delapan jam penahanan. Dia berada di antara jurnalis yang meliput pengepungan panjang terhadap masjid di Ramses ketika dirinya ditangkap.
Metin Turan dari jaringan televisi TRT Turki juga di ditahan. Keduanya kemudian dibawa ke penjara Tora di Kairo selatan, Anadolu Agency melaporkanseperti dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Berbicara kepada Anadolu melalui telepon, Zakaria mengatakan bahwa dirinya dibebaskan pada Sabtu (17/6) pada pukul 04:20 waktu setempat, bersama dengan 26 wanita lainnya yang ditangkap menyusul kebuntuan dalam pengepungan Masjid Fath. Sebuah kendaraan transportasi khusus tahanan membawa mereka ke Al-Azhar untuk tinggal di sana hingga jam malam diangkat.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Enam perempuan lainnya tidak dibebaskan bersama mereka, tiga orang berkebangsaan Irlandia yang mungkin akan diserahkan ke kedutaan Irlandia, dan yang lainnya dikawal oleh kerabat yang juga dilaporkan kepada polisi.
Ratusan demonstran, termasuk perempuan dan anak-anak mengungsi ke masjid menyusul meningkatnya serangan pasukan keamanan di Ramses Square.
Kemudian, pasukan keamanan memperketat kontrol atas seluruh lapangan dan mengepung Masjid Fath dan Masjid Tauhid di dekatnya.
Para pengunjuk rasa takut mereka akan diserang oleh preman dan warga yang marah jika mereka pergi keluar. Maka mereka memutuskan untuk tinggal di dalam masjid.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Mesir dalam keadaan kacau sejak pasukan keamanan membubarkan paksa aksi duduk di lapangan Rabaa al-Adawiya dan Nahda, Rabu lalu (14/8). Pihak keamanan Mesir memperketat keamanan dengan merazia warga negara asing (WNA) menyusul situasi yang semakin memburuk.
Kondisi itu telah menyebabkan keprihatinan yang lebih besar bagi lembaga media dengan adanya korban dari wartawan. Sejak kekerasan berdarah di Mesir baru-baru ini, sejumlah wartawan mengalami luka-luka, pelecehan, dan penahanan. Setidaknya empat wartawan juga dilaporkan tewas dalam tragedi pembantaian Rabu lalu.
Departemen Kesehatan Mesir mengatakan setidaknya 638 orang telah tewas dalam kekerasan nasional sejak Rabu, termasuk 288 orang di Bundaran Rabi’ah Al-Adawiyah dan 87 lainnya di Bundaran Nahdah, Nasr City, Kairo.
Namun, Aliansi pro-Mursi telah menyebutkan jumlah kematian dari aksi duduk di Bundaran Rabi’ah Al-Adawiyah saja sudah mencapai 2.600 orang. (T/P09/P02).
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan