Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PEMERINTAH MESIR TIDAK BERI PERTIMBANGAN UNTUK PRO-MURSI

Admin - Rabu, 7 Agustus 2013 - 23:30 WIB

Rabu, 7 Agustus 2013 - 23:30 WIB

460 Views ㅤ

Kairo, 1 Syawal 1434/8 Agustus 2013 (MINA) – Presiden Sementara Mesir, Adly Mansour, memperingatkan pendukung Presiden terguling Muhammad Mursi bahwa pemerintah tidak akan memberi pertimbangan kepada mereka.

Dalam pidatonya di televisi, Rabu malam (7/8), Mansour juga menyalahkan Ikhwanul Muslimin atas “kegagalan” pembicaraan internasional yang bertujuan menyelesaikan krisis politik Mesir, Aljazeera melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).

Pengunjuk rasa pro-Mursi di Kota Nasr mengatakan bahwa pidato Mansour tidak akan mengubah apa pun yang pengunjuk rasa lakukan.

Lebih lanjut mereka mengatakan ada kekhawatiran tentang kemungkinan langkah pemerintah berikutnya, tetapi pendukung Mursi bersedia untuk melawan kekuasaan militer dan siap lakukan “pengorbanan”.

Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel

“Skenario yang paling mungkin adalah bahwa pemerintah membuat semacam besiegement (pengepungan) di sekitar daerah aksi duduk,” kata pro-Mursi.

“Mereka mungkin memblokir pintu masuk, memotong pasokan air dan makanan. Tak seorang pun akan mengharapkan mandi darah di sini,” wartawan Aljazeera melaporkan.

Sementara itu, Perdana Menteri Hazem el-Beblawy memperingatkan bahwa keputusan pemerintah untuk menghapus kelanjutan protes pro-Mursi adalah “final”, dan mendesak demonstran untuk pergi. Ia mengatakan mereka telah melanggar semua batas kedamaian.

“Kesabaran pemerintah untuk menanggung ini hampir berakhir,” katanya, menambahkan bahwa penggunaan senjata terhadap polisi atau warga negara akan berhadapan dengan kekuatan maksimal dan ketegasan.

Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata

Pernyataan ini disampaikan setelah seruan Menteri Luar Negeri Qatar, Khaled al-Attiya, untuk membebaskan anggota Ikhwanul Muslimin dari penjara, dan muncul di tengah kunjungan Senator  Amerika Serikat John McCain dan Lindsey Graham ke Kairo.

Utusan asing dari Amerika, Eropa, Afrika dan beberapa negara Arab Teluk telah mengunjungi Mesir bulan lalu, dengan sedikit keberhasilan.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan mereka tetap siap membantu dengan cara apapun yang mereka bisa.

“Pemerintah Mesir menanggung tanggung jawab khusus untuk memulai proses ini untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan warganya,” tambah keduanya.

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Ribuan demonstran pro-Mursi telah berkemah di Kairo, menuntut kembalinya pemimpin mereka dan menolak proposal oleh kepemimpinan sementara.

Mereka mengatakan bahwa beberapa pemimpin politik mereka telah ditahan secara ilegal, termasuk Mursi sendiri.

Hampir 300 orang telah tewas dalam kekerasan politik sejak penggulingan, termasuk 80 orang pendukung Mursi ditembak mati oleh pasukan keamanan dalam satu insiden pada tanggal 27 Juli.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton dan Kepala Delegasi Uni Afrika, mantan Presiden Mali Alpha Oumar Konare, berhasil mengamankan pertemuan dengan Mursi dan dilaporkan bahwa Mursi dalam kesehatan yang baik. (T/P09/R2).

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Mi’raj News Agency (MINA).

 

 

 

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

 

Rekomendasi untuk Anda