Pakistan, 3 Rabi’ul Awwal 1436/25 Desember 2014 (MINA)– Perdana Menteri Pakistan mengatakan, negaranya akan membentuk pengadilan militer untuk mengadili kasus-kasus terorisme setelah serangan berdarah baru pada sebuah sekolah yang dikelola militer di barat laut negara itu.
“Pengadilan akan bertugas selama dua tahun ke depan untuk mempercepat pengadilan masalah teroris,” kata Perdana Menteri Nawaz Sharif Pakistan dalam pidatonya di televisi nasional Kamis pagi setelah pertemuan dengan para pemimpin politik dan militer. Seperti dilaporkan Press TV yang di kutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sharif mengatakan, serangan di Peshawar telah mengejutkan, pihaknya tidak akan membiarkan darah anak-anak negeri tersebut sia-sia.
Perdana menteri Pakistan memberikan beberapa rincian tentang pengadilan, akan tetapi ia menyebutkan konstitusi negaranya perlu ada perubahan tertentu untuk memfasilitasi pembentukan pengadilan tersebut.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Keputusan itu dibuat pada saat Pakistan sedang mengalami peningkatan serangan oleh kelompok militan. Pada Selasa (16/12) sebuah kelompok taliban/">pro-Taliban menyerbu sekolah yang dikelola militer di kota Peshawar dan menewaskan 149 orang, termasuk 132 siswa dan 120 siswa juga terluka dalam serangan itu.
Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu mengatakan, pihaknya melakukan hal itu sebagai pembalasan atas serangan besar-besaran oleh tentara militer Pakistan di daerah suku Waziristan Utara, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Tentara Pakistan dikenal karena dukungan untuk Taliban, mereka melancarkan operasi terhadap tempat persembunyian gerilyawan di Waziristan Utara pada bulan Juni. Setelah serangan mematikan di Karachi berakhir, dan pembicaraan damai pun goyah antara pemerintah dengan militan taliban/">pro-Taliban. (T/P010/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant