Ramallah, MINA – Pemerintah Palestina mengadakan sesi khusus Selasa malam (9/11) untuk membahas situasi keuangan, yang digambarkan sebagai paling sulit selama bertahun-tahun.
Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh mengatakan pada rapat kabinet, situasi keuangan adalah yang paling sulit dalam beberapa tahun mengingat jumlah bantuan yang diterima sejauh ini tidak melebihi 10% dari apa yang biasanya dianggarkan, yang akan mencerminkan biaya operasional pemerintah, WAFA melaporkan.
Dia mengaitkan situasi tersebut dengan penurunan bantuan internasional, bersama dengan pemotongan pendapatan pajak Israel serta dampak ekonomi dan keuangan yang disebabkan oleh pandemi Corona.
Perdana Menteri menjelaskan bahwa Otoritas Palestina tidak menerima bantuan keuangan dari negara-negara Arab selama dua tahun terakhir, meskipun Amerika Serikat telah melanjutkan beberapa bantuannya kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Undang-undang Kongres AS telah mencegah pemerintah AS membantu Otoritas Palestina secara langsung.
Dia mengatakan bahwa negara-negara donor akan bertemu di Oslo pekan depan. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka