Gaza City, 29 Sya’ban 1434/8 Juli 2013 (MINA) – Pemerintah Palestina di Jalur Gaza menuntut militer Mesir membuka kembali perbatasan Rafah, sehingga warga bisa kembali bepergian keluar dan masuk terutama guna memenuhi kebutuhan bahan pokok 1,4 juta warga Gaza.
Juru bicara pemerintah, Ihab Ghasin mengatakan, Sabtu (6/7), pemerintah memahami kondisi yang dialami Mesir serta kawasan Sinai dan El-Arish.
“Namun kami berharap agar perlintasan Rafah tidak ditutup karena bisa meningkatkan krisis bagi warga Gaza,” katanya.
Lembaga pengatur perbatasan di Gaza menyatakan, belum ada pemberitahuan dari Mesir kapan pintu perbatasan Rafah dibuka kembali, lapor Pusat Informasi Palestina, yang diberitakan MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Menurut Kepala Perbatasan di Gaza, Maher Abu Shabha, pihak Mesir secara resmi menutup perbatasan sampai waktu yang belum ditentukan, dengan alasan kondisi keamanan di Rafah, Mesir dan kawasan Sinai.
Militer Mesir menutup perbatasan Jumat lalu (5/7) dengan dalih kondisi keamanan yang genting di Sinai dan El-Arish, setelah kudeta militer terhadap Presiden Muhammad Mursi.
Terdapat ribuan warga yang tertahan di luar negeri Gaza, termasuk jamaah umrah asal Gaza, akibat penutupan perbatasan.
Sementara banyak pasien sakit tidak bisa keluar berobat ke Mesir serta para mahasiswa juga ikut tertahan belum bisa kuliah lagi akibat penutupan perbatasan tersebut. (T/P03/R1)
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Mi’raj News Agency (MINA)