Pekalongan, MINA – Pemerintah berupaya mempercepat perbaikan jembatan yang rusak akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Langkah ini diambil untuk membuka akses ke wilayah terdampak yang saat ini terisolasi.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Republik Indonesia, Dody Hanggodo menegaskan hal tersebut saat meninjau kerusakan fasilitas umum, termasuk jalan dan jembatan, di Petungkriyono pada Kamis (30/1).
Dody menyatakan, dua jembatan prioritas yang akan segera diperbaiki adalah Jembatan Dranan, penghubung antardesa, dan Jembatan Tembelan, akses utama menuju Kajen melalui Kecamatan Doro.
Baca Juga: Kemlu Pulangkan Jenazah WNI Korban Penembakan di Malaysia
“Kami akan berupaya memperbaiki jembatan di Petungkriyono secepat mungkin. Saat ini kondisi masih berkabut, tetapi begitu cuaca membaik, tim kami akan segera meninjau kerusakan yang terjadi. Jembatan bailey sudah siap, namun cuaca buruk menghambat masuknya alat berat,” jelas Dody.
Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan, Yulian Akbar, menambahkan, terdapat 13 jembatan yang rusak akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor pada Senin (20/1) lalu. Akibatnya, delapan dusun di Petungkriyono terisolasi.
“Tim Kementerian PU akan meninjau kembali kondisi dan mendatangkan alat berat berkapasitas besar. Pembangunan jembatan bailey akan segera dimulai begitu cuaca membaik, dengan dukungan tim gabungan serta TNI dan Polri,” ujar Yulian.
Bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Pekalongan pada 20 Januari 2025 menewaskan 25 orang dan melukai 13 orang. Kerusakan infrastruktur, termasuk rumah warga, jalan, dan jembatan, diperkirakan menimbulkan kerugian material mencapai Rp83 miliar.
Baca Juga: Libur Isra’ Mi’raj dan Imlek, Lebih dari 12 Ribu Wisatawan Datang ke Sabang
Sementara itu, di Kabupaten Batang, pemerintah setempat membangun jembatan darurat di atas Kali Belo untuk menggantikan jembatan asli yang terputus akibat banjir. Jembatan ini menghubungkan Kecamatan Tersono dan Bawang.
“Jembatan darurat ini sangat penting untuk memudahkan akses warga, terutama untuk pendidikan dan kesehatan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Batang, Puji Setyowati, pada Kamis (30/1).
Pembangunan jembatan darurat Kali Belo telah mencapai 45 persen dan ditargetkan selesai dalam dua pekan.
“Insyaallah pekan depan jembatan sudah bisa dilintasi kendaraan pribadi dengan tonase maksimal tiga ton,” ujar Endro Suryono, Kepala Bidang Prasarana Jalan dan Jembatan DPUPR Kabupaten Batang. Anggaran pembangunan jembatan darurat ini sebesar Rp80 juta, diambil dari pos Belanja Tak Terduga (BTT).
Baca Juga: Menag: Cara Indonesia Punya Cara Lestarikan Tradisi Tilawah Al-Qur’an
Untuk jembatan permanen sepanjang 40 meter, pembangunan direncanakan dimulai pada Januari 2026 dengan anggaran Rp9 miliar.
“Proses pengelasan dan penguatan rangka bawah sudah berjalan,” tambah Endro.
Pemerintah juga terus menyalurkan bantuan logistik, baik pangan maupun nonpangan, kepada warga terdampak melalui BPBD, Dinsos, dan perusahaan setempat.
Upaya ini diharapkan dapat meringankan beban warga sekaligus memulihkan aksesibilitas di wilayah terdampak bencana. []
Baca Juga: BAZNAS, M Block Market Beri Kemudahan Masyarakat Belanja Sambil Sedekah
Mi’raj News Agency (MINA)